PATOGENESIS PENYAKIT ASMA
Pendekatan terapi yang rasional
terhadap penyakit
asma adalah tergantung dari pengetahuan mengenai
patogenesis penyakit asma
Asma adalah penyakit yang diperantarai
oleh ikatan
antibodi kepada sel mast pada mukosa saluran nafas.
Pada pemaparan ulang oleh antigen, ikatan antara
antigen-antibodi pada permukaan sel mast
mencetuskan pelepasan mediator dan sintesis serta
Zat-zat yang berperan pada reaksi awal
(bronkokonstriksi)
adalah histamin, triptase ,
lekotrien, dll
Zat-zat tersebut kemudian menyebar ke
seluruh
dinding saluran nafas dan menyebabkan kontraksi
otot polos bronkus dan kebocoran vaskuler .
Mediator lain menyebabkan
bronkokonstriksi yg
menetap, infiltrasi sel-sel pada mukosa saluran nafas
serta hipersekresi lendir .
Mekanisme yang mendasari hiperaktivitas
bronkus
berhubungan dgn adanya proses inflamasi.
Agen-agen yg dpt meningkatkan
reaktivitas bronkus
adalah:
Ozon
Inhalasi alergen
Infeksi virus
DASAR FARMAKOLOGI OBAT ANTI
ASMA
Metil xantin
Ada 3 obat golongan metilxantin yang
terpenting, y.i:
Teofilin
Teobromin
Kafein
Mekanisme kerja:
Ada beberapa mekanisme yg diajukan:
Hambatan pada enzim fosfodiesterase yg
menyebabkan
bronkodilatasi
Hambatan pada reseptor adenosin pada
saluran nafas
sehingga tidak terjadi bronkokonstriksi
Farmakodinamika metilxantin
Pada SSP
meningkatkan kesiagaan dan mengurangi
kelelahan.
Kecemasan dan insomnia (kafein)
Pada dosis tinggi menyebabkan kejang
Tremor (aminofilin)
Kardiovaskuler
Kronotropik dan inotropik (+)
Meningkatkan aliran darah perifer o.k
viskositas darah
menurun
Ginjal,
sebagai diuretik lemah
GIT,merangsang sekresi getah
saluran pencernaan
Otot polos, bronkodilatasi
Obat Simpatomimetik
Obat-obat reseptor agonis memiliki beberapa manfaat
farmakologis dalam pengobatan asma, misalnya untuk
relaksasi otot polos saluran nafas, dan penghambatan
pengeluaran zat-zat bronkokonstriktor .
Zat tersebut juga menghambat kebocoran mikrovaskuler
dan meningkatkan aktivitas silia pada sal nafas.
Ciri yang paling menonjol dari kerja
obat
adrenoreseptor agonis adalah me-relaksasi otot polos
bronkus, dengan hasil berupa bronkodilatasi.
Secara umum, rangsangan terhadap
reseptor akan
menimbulkan:
Relaksasi otot polos saluran nafas
Menghambat pengeluaran mediator
Menyebabkan tremor pada otot rangka
(dosis
toksik)
Contoh obat:
Epinefrin, merangsang reseptor 1
dan 2
Efedrin
Isoproterenol
2 selektif
Saat ini semakin banyak digunakan untuk
mengobati gejala
asma.
Memiliki efek kerja yang lama, serta
selektif terhadap reseptor
2
Contoh obat:
Albuterol
Terbutalin
metaproterenol
Efek toksik:
Takifilaksis
Hipoksemia
Arritmia kordis
Muskarinik antagonis
Contoh: atropin, ipratopium bromida
Mekanisme:
Anti muskarinik menghambat pengeluaran asetilkolin pada
reseptor muskarinik. Pada saluran nafas, asetilkolin dihasilkan
oleh n.vagus.
Penghambatan terhadap asetil kolin akan menyebabkan
blokade pada kontraksi otot polos bronkus dan sekresi
kelenjar
pada mukosa saluran nafas.
Kortikosteroid
Obat ini tidak memiliki
mekanisme kerja berupa
relaksasi otot polos bronkus secara langsung, melainkan
menurunkan reaktivitas bronkus, meningkatkan
diameter saluran nafas dan menurunkan frekuensi
kekambuhan asma.
Efek terhadap obstruksi saluran nafas
mungkin
diakibatkan oleh potensiasi terhadap efek beta agonis.
Efek yang paling utama adalah
menghambat reaksi
radang yang disebabkan oleh eosinofil pada saluran
nafas, dan mediator-mediator
lain, seperti asam
arakhidonat, lekotrien dan prostaglandin.
Obat-obatan lain:
Calcium channel blocker
Potassium opener
Kromolin, dll