Wednesday, May 29, 2013

FORMAT UMUM PENULISAN KARYA ILMIAH


FORMAT UMUM PENULISAN KARYA ILMIAH

1. Bab I Pendahuluan
          Pada umumnya bab I diberi judul pendahuluan. Perkataan ” PENDAHULUAN” dapat ditik dengan huruf besar seluruhnya atau hanya huruf desar yang dikapitalkan. Perkataan ”PENDAHULUAN” ditik tanpa garis bawah dan tanpa tanda baca sebagai penutupnya.
A. Latar Belakang Masalah
            Pembahasan dalam latar belakang ini bermaksud membeberkan tentang mengapa masalah yang diteliti atau timbul atau penting dilihat dari segi profesi peneliti, pengembangan ilmu atau kepentingan masyarakat. Yang perlu disajikan dalam latar belakang masalah adalah apa yang membuat penulis merasa gelisah sekiranya masalah tersebut tidak diteliti. Dalam latar belakang masalah sebaiknya diungkapkan gejala-gejala yang terdapat dilapangan sebagai dasar pemikiran untuk memunculkan permasalahan. Ada baiknya kalau diutarakan kerugian-kerugian apa yang bakal diderita apabila masalah tersebut dibiarkan tidak diteliti.
          Di samping itu perlu pula diuraikan secara jelas tentang kedudukan masalah yang hendak diteliti itu dalam wilayah bidang studi yang ditekuni oleh peneliti. Untuk mampu merumuskan latar belakang masalah secara runtut, jelas dan tajam maka peneliti dituntut mampu membaca dan memaknakan gejala-gejala yang muncul dalam bidang keilmuannya.
B. Perumusan Masalah
         Untuk mempermudah perumusan masalah, maka rumusan masalah dapat dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Namun apabila mampu merumuskannya dalam bentuk uraian yang komprehensip dan analitis, maka hal itu lebih utama.
C. Tujuan Penelitian
         Tujuan penulisan ini menyajikan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian selesai dilakukan. Oleh sebab itu, rumusan tujuan penelitian harus konsisten dengan rumusan masalah dan mencerminkan pula proses penelitiannya.
D. Asumsi
          Fungsi asumsi merupakan titik pangkal penelitian dalam rangka karya ilmiah. Apapun materinya, asumsi tersebuat harus sudah merupakan suatu yang harus dipersoalkan atau dibuktikan lagi kebenarannya; sekurang-kurangnya bagi masalah yang akan diteliti. Asumsi-asumsi dirumuskan sebagai landasan bagi hipoteses.
E. Hipoteses
          Hipoteses merupakan jawaban sementara terhadap masalah atau sub masalah yang diajukan oleh peneliti, yang dijabarkan dari landasan teori atau tinjauan pustaka dan masih harus diuji kebenarannya.
F. Metode Penelitian
          Metode yang disajikan dalam bab pendahuluan bersifat garis besar saja. Metode penelitian ini dimasukkan teknik atau teknik-teknik pengumpulan data. Dalam hubungan ini dapat disebutkan metode penelitian historis, deskriptif atau eksperimental. Sedangkan dalam hal teknik pengumpulan data dapat disebutkan teknik angket, wawancara, observasi non-partisipatif, atau tes.

2. Bab II Telaah Kepustakaan / Kerangka Teori
          Bab II tentang telaah kepustakaan berisi uraian tentang hasil telaah terhadap teori dan hasil penelitian terdahulu yang terkait. Telaah ini dalam arti bisa membandingkan, mengkontraskan atau meletakkan tempat kedudukan masing-masing dalam masalah yang disertai dengan alasan-alasannya. Dengan demikian menjadi sangat jelas mengapa peneliti hanya nenggunakan teori dan hasil-hasil penelitian tertentu saja tidak yang lain.
          Jadi telaah teoritis ini sama sekali bukan dimaksudkan untuk memamerkan teori dan hasil penelitian ilmiah para pakar terdahulu dalam satu adegan verbal sehingga para pembaca ’ diberitahu’ mengenai banyaknya sumber tertulis yang telah dipilihnya. Telaah teoritis dimaksudkan untuk menampilkan mengapa dan bagaimana teori hasil penelitian para pakar terdahulu itu digunakan peneliti dalam penelitiannya, termasuk dalam merumuskan asumsi-asumsi penelitiannya.





CARA MENULIS KUTIPAN DAN SUMBER KUTIPAN
  1. Kutipan ditulis dengan menggunakan” dua tanda petik” jika kutipan itu merupakan kutipan pertama atau langsung dikutip dari penulisnya. Jika kutipan itu diambil dari kutipan , maka kutipan tersebut ditulis dengan menggunakan ’satu tanda petik’
  2. Jika bagian yang dikutip terdiri atas tiga baris atau kurang, kutipan ditulis dengan menggunakan tanda petik dan penulisannya digabung dalam paragraf yang ditulis oleh pengutip dan ditulis dengan jarak dua spasi.
Contoh:
     Salah satu dimensi kehidupan afektif emosional ialah kemampuan memberikan perlindungan yang berlebihan, melainkan cinta dalam arti”...--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------” (Cole,1953:832)
  1. Jika bagian yang dikutip terdiri atas empat baris atau lebih, maka kutipan ditulis tanpa tanda kutip dan ditik dalam jarak satu spasi. Pada margin kiri, baris pertama ditik mulai pukulan keempat. Margin kanan lebih dimenjorokkan tiga pukulan ke kiri.
  2. Jika dari bagian yang dikutip ada bagian kalimat yang dihilangkan maka penulisan bagian itu diganti dengan tiga buah titik. Jika bagian yang dihilangkan itu kalimat atau baris maka kalimat atau baris yang dihilangkan itu diganti dengan titik-titik sepanjang satu baris.
  3. Penulisan sumber kutipan itu ada beberapa kemungkinan seperti berikut.
    1. Jika sumber kutipan ditulis mendahului kutipan, cara penulisannya ialah nama penulis yang diikuti dengan tahun penerbitan dan nomor halaman yang dikutip yang kedua-duanya diletakkan di dalam kurung.
Contoh:
       Sebagaimana dikemukakan oleh Pujiono (2009:42) bahwa ”---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- .”
    1. Jika sumber kutipan ditulis setelah kutipan maka nama penulis, tahun terbit, dan
      nomor halaman yang dikutip semuanya diletakkan dalam tanda kurung.
      Contoh:
             ---------------------------------------------------------------------------------------------
      --------------------------------------------------------(Pujiono,2009:42).
    1. Jika penulis terdiri atas dua orang maka nama keluarga kedua penulis tersebut harus disebutkan. Misalnya, Pujiono dan Sitti (2009:42). Kalau penulisnya lebih dari dua orang maka yang disebutkan dari nama keluarga dari penulis pertama dan diikuti oleh et al.
Contoh:
Pujiono et al (2009:42).
    1. Jika sumber kutipan itu tanpa nama maka penulisnya ditulis Nn (noname) atau Tn
     (Tanpa nama) diikuti tahun dan halaman (bila ada)
      Contoh:
      (Tn,2009:42)
       

Contoh - Contoh Footnote

a). Untuk buku yang bukan terjemahan
               1. David Nunan. Language Teaching Methodology : A Text book for Teaching, Prentice Hall , New Yirk, 191, p.233.
b). Untuk buku terjemahan
               2. Richard Rodger. The Nature of Language , tr .by Ronald Wardough ,Pergamon Ltd., New Jersey , 1999. P . 5.
               3. Keith Davis dan John    . Ne  torm. Human. Behavior at  ork : Organizational Beahavior, eventh edition, diterj.oleh Agu Darma, Erlangga , Jakarta, 1985. pp 31 – 3
c). Nama buku beril utra i yang mana nama ilu tratornya perlu dicantumkan
               4. Julia . Falk. Thinking and  peaking in Nature, il . by. Ahmeed Ha  an , Cambridge Pre , Cambridge, 1998. P. 49.
d). Untuk buku yang lebih dari atau edisi
               5. Jo hua Jock on. Man in Uttering Idea , econd edition, Prentice Hall, Ne York, 000. p. 11.
e). Halaman yang dikutif lebih dari satu halaman
               6. Robert  il on. On Re ponding Feedback, Pergamon Pre  , London, 1985. pp.  31-  5




Mempersingkat Footnote

a.      ibid

     Ibid adalah kependekan dari ibediem yang mengandung arti pada tempat yang  sama atau pada   pekerjaan  yang sama. Ibid dipakai manakala  suatu kutipan diambil dari sumber atau buku yang sama dengan sumber atau buku yang disebut sebelumnya secara berturut – turut, namun halamannya berbeda. Setelah kata ibid, cukup dituli nomor halamannya saja.
      Contoh :

      4. A Chaedar Alwasilah. Bunga Rampai Pengajaran Bahasa, IKIP Bandung Pres  , 1998, hal. 3.
      5. Ibid, hal. 7.

b. op cit

    Opcit merupakan kependekan dari opere citato yang mengandung pengertian karangan yang telah disebut. Op cit. Dipakai apabila suatu kutipan diambil dari sumber atau buku yang sama, yang telah di sebutkan di atas dengan telah diselingi oleh sumber atau buku lain pada halaman yang berbeda.

     Contoh :

     6. Daniel Gile. Baic Concept and model for Interpreter and Tran lator Trainning, John Benjamin Publi ing Company, Philadelphia, 1995, p.47.
     7. Nancy Fri berg, Interpreting : An Introduction, Revi ed edition, RID Publication, Maryland, 1990, p. 13.
     8. Daniel Gile. Op cit.,p.56.

c.       loc cit
Loc cit. merupakan kependekan dari loco citato yang memiliki pengertian pada tempat / halaman yang telah disebut. Loc cit. Dipakai manakala suatu kutipan yang diambil dari sebuah sumber yang sama, yang telah disebut terakhir dengan telah diselingi oleh sumber kutipan lain, dan terdapat pada halaman yang sama.

Contoh :

9. Ronal ardhaugh, Introduction to Lingui tic , McGra Hill Book Company, Ne York, 1997, p.198,
10. Victoria Fromkin. An Introduction to Launguage, Rinehart and  in ton Publication, Lo Angele , 198, p. 57.
11 Ronal  ardhaugh. Op cit., p.  01
1 . Victoria Fromkin. Loc cit
13. Ronal  ardhaugh. Loc cit  
Tags :