2.1 Pengertian AIDS
Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency
Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi yang
timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi
virus HIV atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang
spesies lainnya
Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus yaitu virus
yangmemperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus
ini akan menjadi rentan terhadap Infeksi oportunistik ataupun mudah
terkena tumor.Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju
perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa
disembuhkan.
HIV dan virus-virus sejenisnya umumnya ditularkan melalui kontak
langsung antara lapisan kulit dalam atau aliran darah, dengan cairan
tubuh yang mengandung HIV, seperti darah,air mani,cairan vaginacairan
preseminnal, danair susu ibu. Penularan dapat terjadi melalui hubungan
inntim(vaginal anal ataupunoral), tranfusi darah,jarum suntik yang
terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau
menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh
tersebut.
Para ilmuwan umumnya berpendapat bahwa AIDS berasal dari Afrika
sub_sahara Kini AIDS telah menjadi wabah penyakit.AIDS diperkiraan telah
menginfeksi 38,6 juta orang di bahwa AIDS telah menyebabkan kematian
lebih dari 25 juta orang sejak pertama kali diakui pada tanggal5 Juni
1981. Dengan demikian, penyakit ini merupakan salah satu wabah paling
mematikan dalam sejarah. AIDS diklaim telah menyebabkan kematian
sebanyak 2,4 hingga 3,3 juta jiwa pada tahun 2005 saja, dan lebih dari
570.000 jiwa di antaranya adalah anak-anak.Sepertiga dari jumlah
kematian ini terjadi di Afrika Sub-Sahara, sehingga memperlambat
pertumbuhan ekonomi dan menghancurkan kekuatan sumber daya manusia di
sana. Perawatan antiretrovirus sesungguhnya dapat mengurangi tingkat
kematian dan parahnya infeksi HIV, namun akses terhadap pengobatan
tersebut tidak tersedia di semua negara.
Hubuman sosial bagi penderita HIV/AIDS, umumnya lebih berat bila
dibandingkan dengan penderita penyakit mematikan lainnya. Kadang-kadang
hukuman sosial tersebut juga turut tertimpakan kepada petugas kesehatan
atau sukarelawan, yang terlibat dalam merawat orang yang hidup dngan
HIV/AIDS (ODHA).
o
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Sejarah dan penyakit AIDS
Diduga,kasus AIDS pertama kali ditemukan pada 1959,yaitu dengan
ditemukannya seorang pria muda yang meninggal di negara Kongo karena
penyakit yang belum bisa diidentifikasi saat itu.Beberapa tahun kemudian
,analisis medis terhadap sampel darah menyimpulkan bahwa contoh darah
orang Kongo tersebut dipastikan sebagai kasus pertama korban AIDS
didunia.
Pada 1981,para dokter di Los Angeles,California,dan New York melaporkan
adannya kasus pnumocitystis carinii pneumonia(PCP) dan sejenis kanker
yang jarang terjadi, yaitu sarkoma kaposi yang menjangkiti para pasien
pria homo seks(gay).kemudian, The Center for Disase Control and
Prevention(CDC) di Amerika Serikat menyebar luaskan temuan ini dan
segera menyebut penyakit ini dengan istilah GRID(Gay Related Immune
Deficiency),yaitu sindrom menurunnya kekebalan tubuh seseorang yang
terjadi akibat perilakku homoseksual diantara para gay.sejak saat
itu,diskriminasi dan stigma terhadap kalangan homosek, kini merek lebih
mengucilkan para pelakunya karena mereka yakin bahwa kalangan homoseks
itu bisa menularkan virus yang mematikan.
Pada 1982, sindrom tersebut kemudian dicari kaitannya dengan kondisi
darah seseorang. Hasil penelitian menemukan bahwa sindrom penulran.
kekebalan darah seperti itu tidak hanya terjadi pada kalangan pria
homoseksual, tapi juga pada perempuan, laki-laki heteroseksual,pecandu
narkotika, penderita hemophilia (penyakit pendarahanyang tidak
terkendali dari alat genital), penerima tranfusi darah , dan bahkan bayi
yang mau lahir. Oleh karena itu, nama GRID kemudian direvisi menjadi
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) yang berarti kumpulan gejala
penyakit yang disebabkan oeh menurunnya kekebalan tubuh pada manusia
secara umum , tidak hanya menyerang seseorang homoseksual. CDC menyebut
penyakit ini sebagai epidemi, kerena setahun kemudian kasus-kasus
kematian kerena AIDS telah menyebar dan terjadi di 33 negara.
Penyebaran AIDS kemudian menjadi semakin luas hingga mencapai 51 negara.
Para ahli menyatakan bahwa sebenarnya, pada 1980 sudah ada sekitar
100.000 orang yang mengidap HIV di seluruh dunia,tetapi sebagian besar
dari mereka tidak menyadari.pada akhir 2007 sudah ada sekitar 33,2 juta
jiwa yang sudah terinfeksi(WHO-UNAIDS:2007).HIV & AIDS sudah menjadi
wabah utama yang sangat meresahkan dan mengancm kelangsungan hidup umat
manusia.
3.2 Pencegahan HIV & AIDS
Perlu disampaikan bahwa dunia medis hingga saat ini hanya bisa
menawarkan sedikitnya 5 cara pencegahan penularan HIV.5 cara itu
terkenal dengan istilah strategi ABCDE.
“A”adalah abstient berarti “tidak melakukan hubungan seks sama sekali”.
“B”adalah be faithful yang berarti rekomendasi untuk “setia dan tidak berganti-ganti pasangan dan patner seks”.
“C”adalah condom useyang berarti rekomendasi untuk “menggunakan kondom jikamemang berperilaku seksual berisiko”.
“D”adalah no drug yang berarti rekomendasi untuk “menghindari dan meninggalkan narkoba kususnya narkoba suntik”
“E”adalah education yang berarti rekomendasi untuk “menambah wawasan dan
membuka pengetahuan, kususnya yang berkaitan dengan ilmu kesehatan
reproduksi dan PMS (Penyakit Menular Seksual)
Memang, evaluasi tentng efektivitasi rekomendasi pencegahan HIV ini
masih diperbincangkan oleh berbagai kalangan,termasuk perbincangan
tentang aktivitas rekomendasi abstinent, penggunaaan kondom (apakah 100%
bisa diandalkan, kemungkinan kondom bocor,kemungkinan virus yang bisa
menembus lewat pori-pori kondom, penggunan kondom ditengah kultur
partiarki,dsb)
3.3 Fase-Fase Infeksi HIV & AIDS
Perlu di parjelas lagi bahwa HIV berbeda dengan AIDS, karena kebanyakan
orang tidak bisa membedakan antara HIV dan AIDS. HIV adalah virus yang
menyerang manusia, sedangkan AIDS adalah sebutan bagi tahap akhir dari
infeksi HIV. Banyak orang yang statusnya sudah HIV, tetapi dia belum
kena AIDS.Fase-fase perkembangan infeksi HIV pada diri seseorang bisa
diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Stadium Infeksi Pimer
Pada stadium infeksi HIV primer biasnya belum ditemukan gejala apapun,
tetapi pada 30-60% setelah 6 minggu terinfeksi, enderita dapat mengalami
gejala-gejala ringan, seperti influenza, demam, lelah, sakit pada otot
persendian, sskit pada saat menelan, dan pembengkakan pada kelenjar
getah bening. Ada juga yang menunjukkan gejala radang selapuk otak
(meninitis aseptis), sakit kepala, hingga terjadi kejang dan kelumpuhan
sraf otak. Gejala ini biasnya sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan
khusus.
2. Stadium Tanpa Gejala
Stadium ini merupakan lanjutan dari infksi primer yang dimulai sejak
terinfeksi atau setelah sembuh dari gejala infeksi primer sampai
beberapa bulan/tahun setelah terinfeksi. Selama bertahun –tahun juga
tidak terlihat gejala apapun. Bahkan yang bersangkutan tidak
mengetahuidan tidak merasa dirinya telah tertular HIVkarena tetap merasa
sehat seperti biasa. Pada stadium ini, hanya tes darah yang dapat
memastikan bahwa yang bersangkutan telah tertular HIV. Ini yang disebut
sebagai silence period.
3. Stadium dengan Gejala (Ringan/berat)
Setelah melewati masa beberapa tahun tanpa gejala, akan mulai timbul
gejala ringan pada kulit, kuku, dan mulut. Beberapa infeksi jamur,
sariawan berulangan-ulang, dan peradangan sudut mulut atau bercak-bercak
kemerahan akan muncul di kulit.Berat badan pasien akan turun, tetapi
tidak mencolok (sekitar 10% dari berat badan sebelumnya).Sering juga ada
infeksi saluran nafas bagian atas yang berulang, tetapi penderita masih
bisa beraktifitas seperti biasanya.
Kemudian, seiring dengan berjalannya waktu, gejala seperti itu akan
semakin berat. Beberapa gajala tersebut bisa timbul secara bersamaan
sekaligus. Sering terjadi infeksi paru bakeriar atau berupa TBC
(tubercolosis) yang berat. Akfitas sudah menurun dan karena sakit, pada
bulan terakhir, penderita bisa berada ditempat tidur hampir 12 jam tiap
hari.
4. Stadium AIDS
Pada tahap ini, berat badan menurun lebih dari 10% dari berat badan
sebelumnya, pada infeksi paru yang berat taksoplasmosis otak, demam
terus-menerus atau berulang lebih dari 1 bulan, diare juga terjadi
karena berbagai sebab misalnya, jamur kriptosporidiosis,virus CMV,
infeksi virus herpes, jamur kandida pada krongkongan,jamur saluran nafas
, atau infeksi jamur lain.Disamping itu, dapat juga ditemukan kanker
kelenjar getah bening.Aktifitas sangat berkurang dan dlam bulan terakir
penderita sudah berada ditempat tidur lebih dari 12 jam sehari, lebih
lama daripada stadium sebelumnnya. Priode ini juga disebut dengan
istilah masa baring.
5. Penularan virus HIV & AIDS
Sampai saat ini, para ilmuan telah sepakat bahwa normalnya pnularan HIV
hanya bisa trjadi jika ada kontak darah antara orang yang terinfeksi
dan orang yang masih sehat. HIV menular lewat cairan semen(cairan yang
menyertai sperma), cairan-cairan vagina, kontak darah ataudari proses
tranplantasiorgan dari orang yang telah terinfeksi HIV. Jadi,virus ini
bisa masuk karena adanya kontak seksual, karena virus ini akan masuk
melalui lubang vagina, vulva (bagian luar kemaluan wanita), penis,
rectum, (dubur), dan juga mulut yang luka. HIV juga menular melalui
transfusi darah atau kontak dngan darah yang sudah rerinfeksi HIV.
HIV sangat rentan menular pada pengguna narkotika suntik atau
diistilahkan dengan IDU(Injecting Drug Users), yaitu ketika mereka
bergantian memakai jarum yang telah tercemar, meskipun pencemaran darah
positif pada jarum itu sangat sedikit dan tidak terlihat oleh mata
telanjang. Seorang wanita juga mungkin menularkan HIV kepada bayinya
pada saat hamil, melahirkan maupun pada saat menyusui karena terjadi
kontak-kontak darah.
Penularan dari ibu hamil terutama terjadi pada saat dalam kandungan
(25-40%), persalinan (60-75%), maupun pada saat menyusui (12-15%). Total
penularan pada ibu ke janin bervariasi antara 20-45%(untuk negara
berkembang)dan 15-30%(untuk negara maju).jika si ibu dirawat dengan
baik, yaitu dengan diberikan jenis tertentu dari ARV pada saat
kehamilannya, secara signifikan potensi penularan HIV pada bayinya bisa
direduksi hingga 6-7%.apa lagi jika profesi kelahiran dilakukan dengan
pembadahan caesar,kemungkinan bayi tertular bisa ditekan lagi hingga
1%.
Meski beberapa peneneliti menemukan adanya virus HIV dalam air liur,
belum ditemukan bukti bahwa HIV bisa menular melalui kontak air liur
(misalnya berciuman). Para ilmuan juga tidak menemukan bukti bahwa HIV
bisa menular melalui cairan tubuh selain vagina, semen, dan darah,
seperti keringat, air mata, air seni, dan kotoran(tinja)karena penularan
virus juga bisa ditentukan oleh jumlah (kuantitas) atau kadar virus
yang masuk.
Memang ada banyak mitos yang berkaitan dengan sistem transmisi
(penularan) penyakit ini. Namun sebenarnya, HIV tidak menular melalui
kontak sosial biasa, seperti bersntuhan, berjabat tangan, bergantian
alat makan/minum, penggunaan toilet saat bersama. Berenang di kolam yang
sama, bergantian pesawat telepon.HIV juga tidak menular melalui gigitan
nyamuk maupun kutu busuk. Bisa disimpulkandisini bahwa HIV hanya bisa
menular melalui 3 media:hubungan seksual(yang tidak aman), kontak darah,
dan penularan dari ibu ke bayinya.