Wednesday, May 1, 2013

karya ilmiah polusi air


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Air merupakan sumber utama bagi proses kehidupan sehari-hari manusia di bumi ini. Bahkan  dari 2/3 permukaan bumi ini adalah air. Tanpa air, kehidupan di bumi ini akan musnah dan hancur. Dan tidak ada lagi kehidupan di dunia ini.
Kegiatan manusia seperti mencuci, mandi, masak, minum dan irigasi pertanian ataupun perkebunan pastilah memerlukan air. Tapi bukan hanya manusia yang membutuhkan air untuk proses kehidupan, tapi juga hewan dan tumbuhan untuk proses hidupnya.
Semakin pesatnya pembangunan pemukiman dan industri membuat air di sungai, laut dan sumber air lainya semakin tercemar. Dari pencemaran air tersebut akan mengakibatkan beberapa gangguan kesehatan yang bisa menyebabkan kematian. 
Saat ini tingkat pencemaran air sangatlah memprihatinkan dan merugikan kesehatan. Misalnya, tingkat pencemaran sungai Citarum telah mencapai 80-100 pesen di atas ambang batas. Penyebab pencemaran tersebut justru limbah rumah tangga (40%), kemudian limbah industri (30%), barulah sisanya limbah pertanian, pertenakan atau limbah lainya. )
Oleh karena itu perlu adanya buku yang dapat membantu pembaca agar mengetahui masalah tersebut. Baik yang mengulas tentang akibat dari polusi air dan cara mengurangi polusi air.
1.2 Perumusan masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam karya tulis ini adalah sebagai berikut:
1.    Apa tanda-tanda air itu sudah tercemar?
2.     Apa akibat dari polusi atau pencemaran air?
3.    Bagaimana cara untuk mengurangi polusi air?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulis dalam penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut:
1.    Menambah pengetahuan tentang pencemaran atau polusi air
2.    Untuk mengetahui bagaimana cara mengurangi polusi air
3.    Untuk mengembangkan penulis mengungkap maksud pengarang yang terdapat dalam karyanya, sehingga  pembaca betul-betul paham sesuai penghayatan yang dilakukan pembaca.
1.4 Manfaat Penulisan
Untuk mendapatkan pengetahuan tentang akibat dan cara mengurangi polusi air.
1.5 Metode Penulisan
Dalam menyusun karya tulis ini, penulis menggunakan beberapa metode. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh teori yang diajarkan pada buku-buku yang berkaitan dengan penulisan karya tulis serta mencari sumber-sumber yang ada pada buku referensi.
Adapun dalam pegolahan data, metode yang dipakai adalah sebagai berikut:
1.    Studi Kepustakaan
Mengambil pengertian dari buku yang sudah ada, dengan harapan karya tulis ini tidak menyimpang dari pengertian yang sudah ada sebelumnya.
2.    Metode Analisis Data
Analisis data yang dilakukan penulis dalam karya tulis ini adalah dengan cara:
a)    Metode Deduktif
    Yaitu metode yang dimulai dari hal-hal yang berlaku umum untuk menarik simpulan yang khusus
b)    Metode Induktif
    Yaitu metode yang mempelejari suatu gejala khusus untuk mendapatkan kesimpulan yang bersifat umum.
1.6 Sistematika Penulisan
Dalam menyusun karya tulis ini penulis membagi atas beberapa bab dan tiap-tiap bab penulis bagi menjadi beberapa bagian. Adapun isi dari tiap-tiap bagian tersebut adalah:
a.    Bagian formalitas, terdiri dari halaman judul, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, kata pengantar dan daftar isi.
b.    Bagain isi terdiri dari
BAB I    Pendahuluan, meliputi: Latar Belakang Masalah, Perumusan   Masalah, Tujuan Penulisan , Metode Penulisan , Sistematika Penulisan.
BAB II    Landasan Teori, meliputi Pengertian Polusi Air
BAB III           Pembahasan meliputi: Sumber Polusi Air
BAB IV    Penutup meliputi: simpulan dan saran.
c.    Bagian akhir, berisi daftar pustaka yang digunakan penulis dalam mencari resensi buku.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Polusi Air
Pengertian pencemaran air seringkali dipersepsikan berbeda antara satu dengan orang lain, mengingat banyaknya pustaka acuan yang merumuskan definisi istilah tersebut. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, pencemaran air didefinisikan sebagai pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkanya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lainnya ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukanya.
Dalam definisi pencemaran air, makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain merupakan sesuatu yang potensial apabila masuk, sengaja atau tidak sengaja, ke dalam air, dapat menyebabkan perutukan kualitas air turun sampai pada tingkat cemar. Masukan tersebut sering disebut sebagai unsur pencemar (polutan). Unsur pencemar ini dapat berupa makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain. Dalam pratiknya, masukan tersebut umumnya berupa buangan limbah cair, meskipun kadang-kadang berupa material, seperti tumpahan minyak atau bahan kimia lain dari tangkinya yang rusak, akibat kelalaian ataupun kecelakaan. )
Dalam kondisi tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai kegunaanya akan menimbulkan berbagai gangguan terhadap makhluk hidup, termasuk gangguan terhadap kesehatan manusia. Gangguan yang terjadi sangat bervariasi, tergantung polutan penyebabnya.yang dapat berupa faktor fisik, kimia maupun biologis dan mikrobiologis.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Tanda-Tanda Air Tercemar
Indikator atau tanda bahwa air lingkungan terlah tercemar adalah adanya perubahan atau tanda yang dapat diamatai melalui :
1.    Adanya perubahan suhu air
2.     Adanya perubahan pH
3.    Adanya perubahan warna, bau, dan rasa air
4.    Timbulnya endapan dan bahan berlarut
5.    Adanya mikroorganisme
6.    Meningkatkan radioaktifitas air lingkungan
3.2 Sumber Polusi Air
Sumber pencemaran air bermacam-macam, tetapi beberapa sumcemaran utama adalah sebagai berikut:
1.    Limbah rumah tangga seperti sisa penggunaan detergen, sabun, pasta gigi, sampo dan limbah lain dari hasil kegiatan rumah tangga yang mengandung banyak materi karbon organik
2.    Pupuk pertanian yang dapat merangsang pertumbuhan tumbuhan air secara berlebihan, sehingga dapat mengakibatkan penurunan kadar oksigen badan air dan menimbulkan bau tidak sedap
3.    Bahan kimia organik, misalnya petisida dari kegiatan pertanian
4.    Minyak
5.    bahan kimia anorganik seperti limbah hasil pertambangan dan perindustrian
6.    Sedimen yang terdiri dari tanah dan partikel mineral yang berasal dari bahan pertanian, pertambangan, daerah padat penduduk di perkotaan yang terbawa oleh aliran air hujan
7.    Bahan radioaktif yang berasal dari pertambangan uranium dan thorium pembangkit listrik tenaga nuklir, kegiatan industri, rumah sakit atau laboratorium klinik yang menggunakan bahan radioaktif untuk radiodiagnostik maupun radioterapi, serta penelitian yang menggunakan radioaktif  )
8.    Panas yang berasal dari pabrik maupun pembangkit listrik dan dapat menyebabkan kenaikan suhu badan perairan secara tiba-tiba
Sementara itu, Lamb, James C (1985) membagi sumber-sumber pencemaran air sebagai berikut:
1.    Sumber ilmiah: udara, mineral terlarut, tumbuhan/hewan yang busuk, tumbuhan air, air hujan
2.    Sumber pertanian: erosi, kotoran hewan, pupuk, petisida, air irigasi
3.    Air buangan: pemukiman, industri, air hujan kota, kapal/perahu, pengelolaan limbah
4.    Waduk: Lumpur, tumbuhan akuatik
5.    Lain-lain: industri konstruksi, pertambangan, air tanah, sampah )
3.3 Akibat dari Polusi Air
Akibat pencemaran air terhadap kesehatan manusia, dapat di kategorikan dari yang paling ringan sampai berat, bahkan kematian. Pengaruh paling ringan apabila air tersebut tidak digunakan untuk kegiatan manusia, adalah terganggunya kenyamanan hidup. Penampakan yang kurang baik serta bau yang tidak sedap, akan menggangu kenyamanan hidup manusia, yang pada akhirnya dapat mengganggu kesehatan.
Pencemaran air dapat menimbulkan kerugian yang lebih besar lagi, yaitu penyakit pada fase terminal adalah kematian, sedangkan penyakit yang diakibatkan oleh pencemaran air, dapat berupa penyakit menular dan tidak menular. Dalam hal ini air yang tercemar bukan merupakan penyebab penyakit, melainkan hanya sebagai media transmisi.
Penyebab penyakit infeksi adalah mikroba. Jenis yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia adalah virus, bakteri, protozoa dan metazoa. Pada penyakit tidak menular umumnya karena keracunan kadmium, kobalt, air raksa, arsen, chromium, nikel serta bahan-bahan petisida.
Secara singkat, pengaruh pencemaran air terhadap kesehatan manusia akan di bahas secara singkat, dalam pengelompokan penyakit menular dan penyakit tidak menular berikut ini:
1.    Penyakit menular
a.    Hepatitis A disebabkan oleh virus Hepatitis A. Dapat menular melalui air yang tercemar, disamping melalui makanan. Virus ini tidak mati oleh chlor, meskipun bakteri mati oleh desinfektan tersebut. Penyakit ini ditandai dengan demam, disertai rasa mual dan muntah. Hati membengkak dan bola mata bewarna kuning. Hepatitis a yang parah dapat merusak hati. Upaya pencegahannya, dengan menjaga kebersihan lingkungan.
b.    Poliomyelitis sering disebut sebagai penyait polio, biasanya menyerang anak-anak yang berakibat pada kelumpuhan. Gejala penyakit ini sangat bervariasi, bisa berupa demam ringan dan mirip sakit flu. Umumnya mengakibatkan kelumpuhan pada tungkai bawah dan saimetris.
c.    Kolera merupakan penyakit menular yang menyerang usus halus, dapat mengakibatkan kematian dalam waktu singkat. Penyait ini ditandai dengan muntah-muntah dan berak-berak terus-menerus, sehingga menimbulkan kekurangan cairan (dehidrasi) berat.
d.    Tifus abdominalis adalah penyakit menular yang menyerang usus halus. Penyakit ini sama halnya dengan kolera, sering menimbulkan wabah, terutama bila higiene dan sanitasi jelek. Bakteri penyebabnya, untuk sementara waktu tersembunyi di ginjal, kandung kemih maupun kandung empedu. Pada kondisi badan yang buruk, dapat kambuh kembali.
e.    Disentri amoeba merupakan penyakit menular yang menyerang perut juga. Penyakit ini tersebar di seluruh dunia. Bukan disebabkan bakteri atau virus, melainkan protozoa yang dapat membentuk kista. Mikroba patogen jenis protozoa ini disebut Entamoeba histolitica. Gejalanya berupa buang air besar yang disertai lendir dan darah. Penderita tidak mengalami dehidrasi, kecuali kasus pada disentri basilaris, yang disebabkan oleh bakteri. Jika tidak segera diobati, dapat mengakibatkan komplikasi, antara lain abses hati, radang otak dan sebagainya. Mencegah kontaminasi makanan dan minuman, merupakan upaya pencegahan yang terbaik.
f.    Ascariasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh cacing yang dikenal dengan cacing gelang. Dapat terjadi pada lingkungan yang kotor dan tercemar, terutama bila membuan tinja di sembaranag tempat. Penyakit ini cepat menular, karena cacing betinanya mampu bertelur banyak, sekitar 200.000 butir telur sehari. Telur ini akan ikut keluar dari usus pengidap cacingan bersama tinja. Manusia terinfeksi karena menelan telur cacing yang terkontaminasi pada makanan dan minuman. Gejala cacing gelang ini ditandai dengan batuk ringan. Penderita mudah terkena, bila daya tahan menurun. Kebersihan diri maupun lingkungan merupakan persyaratan penting untuk upaya pencegahan.
g.    Scabies merupakan penyakit kulit yang seringkali terjangkit bila terjadi kekurangan air bersih karena air lingkungan telah tercemar. Penyakit ini sangat menular melalui kontak maupun barang yang dipakai bersama penderita. Disebabkan oleh sejenis kutu kecil atau tungau yang disebut Sarcoptes scabei. Tungau ini masuk kulit yang memakan jaringan kulit, menaruh telur-telurnya di dalam kulit. Kulit yang kemasukkan kutu ini sangat gatal, terutama pada malam hari. Pada kulit akan timbaul infeksi tumpangan, biasanya sampi berdarah. Upaya pencegahannya tentu saja menjaga kebersihan diri dan mengusahakan tersedianya air bersih dalam jumlah cukup. )
2.    Penyakit tidak menular
a.    Keracunan kadimium (Cd) dapat terjadi karena banyak industri yang mnggunakan logam kadmium dalam proses produksinya, misalnya industri electroplating, pabrik pipa plastik PVC. Logam Cd terabsorsi kedalam tubuh manusia tanpa ada yang menghalanginya. Sebagian mengumpul didalam ginjal, hati dan sebagian lagi dibuang keluar melalui saluran pencernaan. Keracunan Cd dapat mempengaruhi otot polos pembuluh darah, sehingga tekanan darah bisa sangat meningkat. Kasus kematian sebagian penduduk Toyama yang semula mengeluh sakit pinggang bertahun-tahun, menarik perhatian para ahli. Ternyata beras yang mereka konsumsi berasal dari padi yang bertahun-tahun mendapatkan pencemaran Cd dan kemudian mengalami biological magnification dan akhirnya mengendap dalam tubuh manusia.
b.    Timbal, bersifat kumulatif. Gangguan yang paling potensial adalah gangguam saraf. Pada bayi dan anak-anak dapat mengurangi kecerdasan serta keterlambatn dalam perkembangannya.
c.    Keracunan kobalt (Co), banyak terjadi dengan banyaknya industri yang menggunakn kobalt sebagai katalisator. Manusia membutuhkan unsur ini, tetapi dalam dosis yang sangat kecil. Keracunan kobalt kan merusak kalenjar gondok, sehingga penderita kekurangan hormon kalenjar gondok. Dapat pula mengakibatkan sel darah merah menjadi beerubah, tekanan darah tinggi, pergelangan kaki membengkak. Gagal jantung juga dapat terjadi akibat keracunan kobalt.
d.    Keacuran air raksa atau merkuri (Hg), banyak terjadi jika air lingkungan tercemar merkuri. Pabrik plastik yang tersebar dibanyak tempat, sering mengguanakan merkiri dalm proses produksinya. Demikian pula industri sabun maupun kosmetika, fungisida yang dipakai disektor pertanian, maupun amalgam untuk penambalan gigi, banyak mengandung merkuri kasus klasik tersebut terjadi di Minamata, Jepang. Sumber utama pencemaran dalam kasus ini adalah limbah plastik yang dibuang ke laut. Meskipun kadar merkurinya sangat kecil, karena mengalami proses biological magnification, kadar merkurinya yang terdapat pad ikan sangat berlipat. Gangguan terutama terjadi pada saraf.
e.    Keracunan petisida dapat terjadi akibat pencemaran air yang berasal dari sektor pertanian, industri maupun rumah tangga. Tiga golongan petisida yang banyak terjadi di lapangan adalah organofostat, karbanat dan organoklorin. Meskipun ketiga golongan tersebut berbahaya bagi kesehatan, namun organoklorin bersifat persisten dan tidak dapat didegradasi oleh mikroorganisme, lebih bila terakumulasi dalam rantai makanan karena proses biological magnification. Efek yang dapat ditimbulkan, berupa kanker paru, kanker hati. Dia juga bersifat teratogenik dan embriotoksik. )
3.4 Usaha-Usaha untuk Mengurangi Polusi Air
Pengenceran dan penguraian polutan air tanah sulit sekali karena airnya tidak mengalir dan tidak mengandung bakteri pengurai yang aerob jadi, air tanah yang tercemar akan tetap tercemar dalam yang waktu yang sangat lama, walau tidak ada bahan pencemaran yang masuk. Karena ini banyak usaha untuk menajaga agar air tetap bersih misalnya:
1.    Menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah perumahan atau pemukiman
2.    Pembuangan limbah industri diatur sehingga tidak mencermari lingkungan atau ekosistem
3.    Pengawasan terhadap penggunaan jenis–jenis pestisida dan zat–zat kimia lain yang dapat menimbulkan pencemaran
4.    Memperluas gerakan penghijauan
5.     Tindakan tegas terhadap perilaku pencemaran lingkungan
6.    Memberikan kesadaran terhadap masyaratkat tentang arti lingkungan hidup sehingga manusia lebih mencintai dan menjaga lingkungan hidupnya
7.    Melakukan pertanian yang alami )
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Dari pembahasan yang telah penulis paparkan di atas, maka penulis dapat mengambil simpulan sebagai berikut:
1.    Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkanya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lainnya ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukanya.
2.    Tanda atau indikator bahwa air sudah tercemar adalah :
a.    Adanya perubahan suhu air
b.    Adanya perubahan pH atau konsentrasi Ion Hidrogen
c.    Adanya perubahan warna, bau, dan rasa air
d.    Timbulnya endapan, koloidal, bahan berlarut
e.    Adanya mikroorganisme
f.    Meningkatnya radioaktifitas air
3.    Sumber-sumber pencemaran air diantaranya adalah limbah rumah tangga, pupuk pertanian, bahan kimia organik, minyak, mineral organik, sedimen, bahan radioaktif dan panas yang berasal dari pabrik.
4.    Pencemaran air dapat mengakibatkan beberapa penyakit menular dan tidak menular
4.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis mempunyai beberapa saran di antaranya yaitu:
1.    Agar para pembaca dapat mengenali dampak dari pencemaran air.
2.    Diharapkan manusia tidak mencemari air yang yang digunakan untuk kehidupan mahkluk hidup
3.    Diharapkan manusia bisa mensyukuri nikmat yang telah diberikan Allah SWT karena telah diberi kesehatan
4.3 Kata Penutup
Alhamdulillah karya tulis ini dapat terselesaikan dengan baik tanpa ada hambatan yang berarti. Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih terdapat banyak kekurangan. Maka penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan karya tulis ini. Hanya kepada Allah SWT penulis berharap semoga karya tulis ini bermanfaat bagi kita semua. Amin .
DAFTAR PUSTAKA
Anies, 2005. Mewaspadai Penyakit Lingkungan. Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Tags :