Friday, May 31, 2013

KLASIFIKASI CEDERA KEPALA

Klasifikasi Cidera Kepala

1.    Trauma kepala juga dapat di kategorikan menurut keadaan pasca trauma :
a.    Tertutup.
Merupakan hasil dari trauma accelerasi/decelerasi. Trauma ini melibatkan struktur dalam kepala seperti substansi otak, CSF dan seluruh pembuluh darah. Selama proses akselerasi / deselerasi akan menimbulkan kerusakan di beberapa tempat. Saat terjadi benturan. Saat terjadi benturan otak bergerak, hal ini dapat menyebabkan adanya luka pada jaringan otak, kerusakan pembuluh darah dan syaraf yang kemungkinan akan terjadi perputaran otak.
Trauma kepala tertutup ini bisa menyebabkan :
1)    Confusion dengan karakteristik hilang kesadaran yang terjadi dalam waktu singkat
2)    Confusion yang bisa beraikbat pada memar pada jaringan otak
3)    Laserasi dapat terjadi pada pembuluh darah dan akan memicu untuk terjadinya terdarahan sekunder
b.    Terbuka
Keadaan ini terjadi apabila kepala berbenturan dengan benda tajam seperti pisau, peluru sehingga luka menghubungkan antara udara luar dengan isi rongga kepala. Kerusakan yang terjadi tergantung pada kecepatan objek yang menembus tulang tengkorak dan lokasi otak yang terkena objek. Jika kecepatan objek tinggi makan kan menghasilkan tenaga perusak yang lebih besar dan akan berakibat
2.    Klasifikasi cidera kepala berdasarkan Glascow coma scale ( GCS)
Glascow coma scale ( GCS) digunakan untuk menilai secara kuantitatif kelainan neurologis dan dipakai secara umum dalam deskripsi beratnya penderita cedera kepala
a.    Cedera Kepala Ringan (CKR).
GCS 13– 15, dapat terjadi kehilangan kesadaran ( pingsan ) kurang dari 30 menit atau mengalami amnesia retrograde. Tidak ada fraktur tengkorak, tidak ada kontusio cerebral maupun hematoma
b.    Cedera Kepala Sedang ( CKS)
                  GCS 9 –12, kehilangan kesadaran atau amnesia retrograd lebih dari 30 menit tetapi kurang dari 24 jam. Dapat mengalami fraktur tengkorak.
c.    Cedera Kepala Berat (CKB)
              GCS lebih kecil atau sama dengan 8, kehilangan kesadaran dan atau terjadi amnesia lebih dari 24 jam. Dapat mengalami kontusio cerebral, laserasi atau hematoma intracranial.
3.    Klasifikasi cidera kepala berdasarkan morfologi pencitraan atau radiologi
Dari gambaran morfologi pencitraan atau radiologi menurut (Sadewa, 2011) maka cedera kepala difus dikelompokkan menjadi :
a.    Cedera akson difus (difuse aksonal injury) DAI --- Difus axonal injury adalah keadaan dimana serabut subkortikal yang menghubungkan inti permukaan otak dengan inti profunda otak (serabut proyeksi), maupun serabut yang menghubungkan inti-inti dalam satu hemisfer (asosiasi) dan serabut yang menghbungkan inti-inti permukaan kedua hemisfer (komisura) mengalami kerusakan. Kerusakan sejenis ini lebih disebabkan karena gaya rotasi antara initi profunda dengan inti permukaan .
b.    Kontsuio cerebri --- Kontusio cerebri adalah kerusakan parenkimal otak yang disebabkan karena efek gaya akselerasi dan deselerasi. Mekanisme lain yang menjadi penyebab kontosio cerebri adalah adanya gaya coup dan countercoup, dimana hal tersebut menunjukkan besarnya gaya yang sanggup merusak struktur parenkim otak yang terlindung begitu kuat oleh tulang dan cairan otak yang begitu kompak. Lokasi kontusio yang begitu khas adalah kerusakan jaringan parenkim otak yang berlawanan dengan arah datangnya gaya yang mengenai kepala.
c.    Edema cerebri --- Edema cerebri terjadi karena gangguan vaskuler akibat trauma kepala. Pada edema cerebri tidak tampak adanya kerusakan parenkim otak namun terlihat pendorongan hebat pada daerah yang mengalami edema. Edema otak bilateral lebih disebabkan karena episode hipoksia yang umumnya dikarenakan adanya renjatan hipovolemik.
d.    Iskemia cerebri --- Iskemia cerebri terjadi karena suplai aliran darah ke bagian otak berkurang atau terhenti. Kejadian iskemia cerebri berlangsung lama (kronik progresif) dan disebabkan karena penyakit degeneratif pembuluh darah otak.