Friday, May 24, 2013

TEORI TEORI INTELIGENSI MENURUT TOKOH DUNIA

TEORI TEORI INTELIGENSI MENURUT TOKOH DUNIA - Definisi Inteligensi
Inteligensi bersal dari kata latin intellegentia yang artinya sejumlah kemampuan, keahlian, talenta, dan pengetahuan yg keseluruhnya merujuk pada kognitif dan proses mental.
Inteligensi adalah seberapa ‘tajam’ seseorang atau seberapa ‘banyak’ yg mereka ketahui, seberapa ‘cepat’ mereka dapat mempelajari sesuatu dan seberapa ‘sensitif’ mereka.
Sedangkan secara umum definisi inteligensi mencakup:
  • Kemampuan untuk belajar dari pengalaman 
  • Kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan
Perbedaan konsep inteligensi
Orang awam
  1. Kemampuan memecahkan problem praktis
  2. Kemampuan verbal
  3. Kompetensi sosial
Para ahli
  1. Inteligensi verbal
  2. Kemampuan memecahkan problem
  3. Inteligensi praktis
Teori-teori inteligensi
1.      Galton & Cattell (1800-an)
Ketajaman kemampuan sensoris
  1. Charles Spearman (awal 1900-an)
  General factor g, ada 2 :
a.       Fluid intelligence ( mengarah pada kemampuan secara umum dan bagaimana beradaptasi terhadap situasi baru, diukur dengan matrik, block design)
b.      Crystallized intelligence (mengarah pada pengalaman individu. Diukur dg kosakata dan matematika).
  Specific factors s1, s2, s3, dst.
  1. Thurstone (1931)
  Primary Mental Abilities (PMAs)
a.       Verbal comprehension
b.      Word fluency
c.       Number
d.      Space
e.       Associative Memory
f.       Perceptual speed
g.      Inductive reasoning
  1. Raymond Cattell (1941, 1971)
  Fluid intelligence -à culture free
  Crystallyzed intelligence
  1. Jean Piaget (1896-1980)
  Teori perkembangan kognitif
a.       Cara berpikir anak beda dg orang dewasa
b.      Schemas: dasar untuk memperoleh pengetahuan baru
c.       4 tahap perkembangan kognitif dapat diidentifikasi
  Konsep-konsep Piaget:
a.       Konservasi
b.      Schema
c.       Ekulibrasi : unsur kgnitif berubah dr satu keadaan ke keadaan lain untuk mencari keseimbangan.
d.      Asimilasi : penerapan suatu skema kognitif terhadap objek/dunia/ kejadian (pengubahan objek).
e.       Akomodasi : penyesuaian diri anak dari skema2 pmahaman mengenai dunia, objek/kejadian.
  1. Guilford (1967, 1985)
  3 dimensi kemampuan intelektual
a.       Operations: proses intelektual
b.      Contents: materi tes
c.       Products: struktur mental yang dihasilkan
  1. Aleksandr Luria (1966)
  Simultaneous processing
  Succesive processing
a.       Gardner (1983, 1993)
  Teori multiple intelligences
a.       Linguistik, logika-matematika, spasial, musik, kinestesi tubuh, interpersonal, intrapersonal
b.      Kandidat: natural, spiritual, eksistensial
  Implikasi :
a.       Sekolah fokus pada kurikulum dan instruksi
b.      Mempersiapkan kurikulum yg dapat mengakomodasi berbagai kemampuan, guru mendorong pengetahuan berdasar kemampuan inteligensi yg berbeda-beda.
c.       Sternberg (1985, 1986, 1996)
  Triarchic theory of intelligences
a.       Componential intelligence
b.      Experiential intelligence
c.       Contextual intelligence
Implikasi :
  Siswa sebaiknya diberi pengalaman dg situasi2 baru dimana mereka dapat menghubungkan pengalaman baru tsb dg pengalaman yg telah dimiliki. Tdk hanya fokus pd driling, latihan2 soal kemampuan dasar.
Klasifikasi IQ
a.          Deteksi Inteligensi Bayi
Gesell Developmental Schedules
  Usia 4 minggu – 60 bulan
  Identifikasi resiko kerusakan neurologis dan retardasi mental.
  Observasi & evaluasi: perkembangan motorik kasar, motorik halus, bahasa, perilaku adaptif, perilaku sosial.
Bayley Scales of Infant Development-II
  Usia 1 bulan – 42 bulan
  Screening hambatan perkembangan
  Terdiri dari: Skala Mental & Skala Motorik
2.      Deteksi Inteligensi Prasekolah
WPPSI-R
a.       Usia 3 tahun – 7 tahun;3 bulan
b.      6 subtes verbal
                                                              i.      Informasi, pemahaman, aritmatik, kosakata, kesamaan, kalimat
c.       6 subtes performans
                                                              i.      Merakit objek, desain geometrik, desain balok, mazes, melengkapi gambar, animal pegs
Tes Binet
d.      Usia 2 tahun- dewasa
e.       Area: verbal reasoning, abstract/visual reasoning, quantitative reasoning, short-term memory
3.      Deteksi Inteligensi Dewasa
Tes WAIS-III
a.       Awal: Wechsler-Belleveu Intelligence Scales
b.      Skala verbal & skala performans
c.       Mean = 100; SD = 15
d.      Subtes: informasi, rentang angka, kosakata, aritmetika, pemahaman, kesamaan, melengkapi gambar, menyusun gambar, merancang balok, merakit objek
e.       Subtes baru: letter-number sequencing & matrix reasoning
IQ, EQ, SQ
Menurut pandangan kontemporer, kesuksesan hidup seseorang tdk hanya ditentukan oleh kecerdaan intelektual (Intelligance Quotient/IQ) melainkan oleh kecerdasan emosi (Emotional Quotient/EQ) dan kecerdasan spiritual (Spiritual Quotient/SQ).
Emotional Quotient/EQ
Kecerdasan emosional merujuk pd kemampuan mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dg baik pd diri sendiri dan dalam hub dg org lain.
Lima komponen penting dalam mengklasifikasikan kecerdasan emosional (EQ):
  1. Mengenali emosi (knowing one’s emotions-self-awareness)
  2. Mengelola emosi (managing emotion)
  3. Motivasi diri sendiri (motivating oneself)
  4. Mengenali emosi orang lain (recognizing emotions in other)
  5. Membina hubungan (handling relationships)
Spiritual Quotient/SQ
Kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dg yang lain.
SQ adalah kecerdasan yg tdk hanya untuk mengetahui nilai-nilai yg ada, tetapi juga untuk secara kreatif menemukan nilai-nilai baru.
Faktor yang berpengaruh terhadap inteligensi
  Faktor bawaan/biologis
  Faktor minat dan pembawaan yang khas
  Faktor pembentukan/lingkungan
  Faktor kematangan
  Faktor kebebasan
Tags :