Anatomi Fisiologi Sistem saraf
Sistem saraf dapat dibagi menjadi sistemsaraf pusat, yang terdiri atas jaras saraf di otak dan medulla spinalis, dan sistem saraf parifer, yang terdiri atas saraf yang mempersarafi bagian tubuh lainnya. Koordinasi sistem saraf pusat dan parifer memungkinkan kita bergerak, berbicara, berpikir, dan berespon.
Neuron atau yang dikenal dengan sel saraf, adalah unit fungsional sistem saraf dan merupakan sel yang sangat khusus. Setiap neuron berfungsi untuk menerima stimulus yang datang dari dan mengirim stimulus yang keluar ke saraf lain, otot, atau kelenjar. Neuron melewati dan menerima sinyal melalui perubahan aliran ion bermuatan listrik bolak-balik melintasi membran sel neuron. Kebanyakan neuron memiliki empat bagian yaitu dendrit, ujung aferen yang menerima sinyal yang datang, badan sel, bagian tengah yang mengandung nucleus, akson, yang bercabang dari akson dan menyampaikan sinyal ke sel lain.
Neuron yang membawa informasi dari sistem saraf parifer ke sistem saraf pusat disebut neuron sensorik atau neuron aferen. Neuron ini adalah satu-satunya tipe sel saraf yang tidak memiliki dendrit, tetapi memiliki reseptor di ujung distalnya yang mendeteksi stimulus kimia atau fisik. Neuron yang membawa informasi keluar dari sistem saraf pusat ke berbagai organ target (sel otot, saraf lain, atau kelenjar) disebut neuron motorik atau neuron eferen. Kelompok neuron ketiga menyampaikan pesan antara neuron aferen dan neuron eferen. Neuron ini disebut interneuron. Hampir 99% dari semua neuron di tubuh adalah interneuron dan semua interneuron terletak di sistem saraf pusat.
Sinap adalah titik pertautan antara dua neuron. Neuron berkomunikasi satu sama lain dengan melepaskan zat kimia ke dalam celah kecil (celah sinaps) yang memisahkan satu neuron dengan neuron lainnya. Zat kimia yang dilepaskan dari neuron tertentu disebut neurotransmiter. Biasanya neurotransmitter dilepaskan dari terminal akson satu neuron, berdifusi melintasi celah sinaps, dan berkaitan dengan reseptor pada dendrit, antara dendrit dan badan sel yang berbeda, atau antara akson dan terminal akson. Sel yang melepaskan neurotransmiter disebut neuron prasinaps. Neuron yang melengkapi sinaps disebut neuron pascasinaps.
Banyak neurotransmiter digunakan di sistem saraf. Kebanyakan neurotransmiter disintesis di badan sel dan di salurkan melalui akson ke terminal akson. Karena neurotransmiter dilepaskan dari neuron prasinaps, transmisi sinaptik biasanya terjadi dalam satu arah, dari neuron prasinaps ke neuron pascasinapas. Agar beerespon terhadap neurotransmiter tententu, sel pascasinaps harus memiliki reseptor spesifik untuk neurotransmiter tersebut di membrane selnya.
Kebanyakan neuron melepaskan satu neurotransmiter walaupun beberapa neuron dapat juga melepaskan kontrasmiter. Sering kali, kontrasmiter, yang disebut dengan neuromodulator, adalah tipe zat kimia yang sedikit berbeda dibandingkan neurotransmiter. Neuromedulator biasanya membutuhkan waktu lebih lama untuk bekerja dibandingkan neurotransmiter dan dapat berfungsi untuk meningkatkan atau mengurangi transkripsi DNA dan sintesis protein. Neuromodulator sering mempengaruhi respon sel pascasinaps terhadap neurotransmiter, dan berkaitan dengan fungsi jangka panjang seperti belajar, mood, dan perkembangan.
Beberapa neurotransmiter (misalnya, asetilkolin dan norepineprin) dapat merangsang atau menghambat sel pascasinaps. Akan tetapi, neurotransmiter sering kali memiliki efek yang sama (eksitasi atau inhibisi) pada semua sel yang diikatnya. Contoh neurotransmiter inhibisi adalah GABA, glisin, nitrogen monoksida, dan biasanya dopamin.
Pemisahan muatan listrik yang melintasi setiap struktur membentuk potensial listrik. Sel saraf, seperti semua sel, memiliki pemisahan muatan listrik yang melintasi membran selnya seperti bagian dalam sel mengalami polarisasasi (muatan) negatif dibandingakan dengan bagian luar. Pemisahan muatan yang melintasi sel disebut potensial membran. Potensial membran disebabkan oleh keseimbangan antara gradien konsentrasi dan gradien listrik yang ada disepanjang membran sel dan mendorong pergerakan ion. Gradien ini secara tidak merata mendistribusikan ion bermuatan listrik di dalam dan di luar sel sehingga terbentuk potensial membran.
Potensial aksi adalah perubahan yang cepat pada potensial membran suatu neuron atau sel otot. Potensial aksi terjadi apabila depolarisasi cukup besar untuk menyebabkan membukanya gerbang (pintu) natrium peka-voltase pada sel, yang terdapat disepanjang membran. Setelah pintu tersebut terbuka, ion natrium menyerbu ke dalam sel. Masuknya ion natrium secara cepat menyebabkan muatan di dalam sel dengan cepat menjadi lebih positif, yang mencapai sekitar + 30 mV di sel saraf. Ketika sel menjadi lebih positif, pintu natrium mulai menutup dengan cepat. Pada saat ini pintu kalium, yang juga dipengaruhi oleh perubahan potensial membran, terbuka, yang memungkinkan ion kalium menyerbu keluar sel. Keluarnya ion kalium menyebabkan sel kembali bermuatan negative di bagian dalamnya. Pada sel otot, potensial aksi juga membuka pintu kalsium. Potensial aksi adalah keadaan aktif dan sementara pada depolarisasi sel yang dramatis (Elizabeth J. Corwin, 2009: 207-215) .
Sistem persarafan terdiri atas otak, medulla spinalis, dan saraf parifer.
1) Otak
Otak dibagi menjadi tiga bagian besar, yaitu serebrum, batang otak serebellum. Batang otak dilindungi oleh tulang tengkorak dari cidera. Empat tulang yang berhubungan membentuk tulang tengkorak, yaitu tulang frontal, parietal, temporal dan oksipital. Dasar tengkorak terdiri atas tiga bagian fosa (fossa), yaitu bagian fosa anterior (berisi lobus frontal serebral bagian hemisfer), bagian fosa tengah (berisi lobus parietal, temporal, dan oksipital) dan bagian fosa posterior (berisi batang otak dan medulla).
Bagian bawah tengkorak dan medulla spinalis ditutupi oleh tiga membrane atau meningen. Komposisi meningen berupa jaringan serabut penghubung yang melindungi, mendukung, dan memelihara otak. Meningen terdiri atas dura meter, arakhnoid (arachnoid), dan pia meter. Dura meter adalah lapisan paling luar yang menutupi otak dan medulla spinalis. Dura meter merupakan serabut berwarna abu-abu yang bersifat liat, tebal, dan tidak elastis. Arakhnoid merupakan membran bagian tengah yang tipis dan lembut yang menyerupai sarang laba-laba. Mebran ini berwarna putih karena tidak dialiri aliran darah. Pia meter adalah membran yang paling dalam berupa dinding tipis dan transparan yang menutupi otak dan meluas ke setiap lapisan daerah otak.
a) Serebrum (Cerebrum)
Serebrum adalah bagian terbesar dari otak yang terdiri atas dua hemisfer serebri (hemisphere cerebri) dan dihubungkan oleh masa substansia alba yang disebut korpus kalosum dan empat lobus, yaitu lobus frontal (terletak di depan sulkus pusat ), lobus parietal (terletak di bawah sulkus parieto-oksipital), dan lobus temporal (terletak di bawah sulkus lateral). Hamisfer dipisahkan oleh sutu celah dalam yaitu fisura longitudinalis serebri, di mana kedalamnya terjulur falx cerebri.
Lapisan permukaan hemisfer disebut korteks, disusun oleh substansia grisea. Substansia grisea terdapat pada bagian luar dinding serebrum bagian dalam. Sebagian besar hemisfer serebri (telensefalon) berisi jaringan sistem saraf pusat (SSP). Bagian inilah yang mengontrol fungsi motorik tertingg, yaitu individu dan intelegensi.
Sistem saraf dapat dibagi menjadi sistemsaraf pusat, yang terdiri atas jaras saraf di otak dan medulla spinalis, dan sistem saraf parifer, yang terdiri atas saraf yang mempersarafi bagian tubuh lainnya. Koordinasi sistem saraf pusat dan parifer memungkinkan kita bergerak, berbicara, berpikir, dan berespon.
Neuron atau yang dikenal dengan sel saraf, adalah unit fungsional sistem saraf dan merupakan sel yang sangat khusus. Setiap neuron berfungsi untuk menerima stimulus yang datang dari dan mengirim stimulus yang keluar ke saraf lain, otot, atau kelenjar. Neuron melewati dan menerima sinyal melalui perubahan aliran ion bermuatan listrik bolak-balik melintasi membran sel neuron. Kebanyakan neuron memiliki empat bagian yaitu dendrit, ujung aferen yang menerima sinyal yang datang, badan sel, bagian tengah yang mengandung nucleus, akson, yang bercabang dari akson dan menyampaikan sinyal ke sel lain.
Neuron yang membawa informasi dari sistem saraf parifer ke sistem saraf pusat disebut neuron sensorik atau neuron aferen. Neuron ini adalah satu-satunya tipe sel saraf yang tidak memiliki dendrit, tetapi memiliki reseptor di ujung distalnya yang mendeteksi stimulus kimia atau fisik. Neuron yang membawa informasi keluar dari sistem saraf pusat ke berbagai organ target (sel otot, saraf lain, atau kelenjar) disebut neuron motorik atau neuron eferen. Kelompok neuron ketiga menyampaikan pesan antara neuron aferen dan neuron eferen. Neuron ini disebut interneuron. Hampir 99% dari semua neuron di tubuh adalah interneuron dan semua interneuron terletak di sistem saraf pusat.
Sinap adalah titik pertautan antara dua neuron. Neuron berkomunikasi satu sama lain dengan melepaskan zat kimia ke dalam celah kecil (celah sinaps) yang memisahkan satu neuron dengan neuron lainnya. Zat kimia yang dilepaskan dari neuron tertentu disebut neurotransmiter. Biasanya neurotransmitter dilepaskan dari terminal akson satu neuron, berdifusi melintasi celah sinaps, dan berkaitan dengan reseptor pada dendrit, antara dendrit dan badan sel yang berbeda, atau antara akson dan terminal akson. Sel yang melepaskan neurotransmiter disebut neuron prasinaps. Neuron yang melengkapi sinaps disebut neuron pascasinaps.
Banyak neurotransmiter digunakan di sistem saraf. Kebanyakan neurotransmiter disintesis di badan sel dan di salurkan melalui akson ke terminal akson. Karena neurotransmiter dilepaskan dari neuron prasinaps, transmisi sinaptik biasanya terjadi dalam satu arah, dari neuron prasinaps ke neuron pascasinapas. Agar beerespon terhadap neurotransmiter tententu, sel pascasinaps harus memiliki reseptor spesifik untuk neurotransmiter tersebut di membrane selnya.
Kebanyakan neuron melepaskan satu neurotransmiter walaupun beberapa neuron dapat juga melepaskan kontrasmiter. Sering kali, kontrasmiter, yang disebut dengan neuromodulator, adalah tipe zat kimia yang sedikit berbeda dibandingkan neurotransmiter. Neuromedulator biasanya membutuhkan waktu lebih lama untuk bekerja dibandingkan neurotransmiter dan dapat berfungsi untuk meningkatkan atau mengurangi transkripsi DNA dan sintesis protein. Neuromodulator sering mempengaruhi respon sel pascasinaps terhadap neurotransmiter, dan berkaitan dengan fungsi jangka panjang seperti belajar, mood, dan perkembangan.
Beberapa neurotransmiter (misalnya, asetilkolin dan norepineprin) dapat merangsang atau menghambat sel pascasinaps. Akan tetapi, neurotransmiter sering kali memiliki efek yang sama (eksitasi atau inhibisi) pada semua sel yang diikatnya. Contoh neurotransmiter inhibisi adalah GABA, glisin, nitrogen monoksida, dan biasanya dopamin.
Pemisahan muatan listrik yang melintasi setiap struktur membentuk potensial listrik. Sel saraf, seperti semua sel, memiliki pemisahan muatan listrik yang melintasi membran selnya seperti bagian dalam sel mengalami polarisasasi (muatan) negatif dibandingakan dengan bagian luar. Pemisahan muatan yang melintasi sel disebut potensial membran. Potensial membran disebabkan oleh keseimbangan antara gradien konsentrasi dan gradien listrik yang ada disepanjang membran sel dan mendorong pergerakan ion. Gradien ini secara tidak merata mendistribusikan ion bermuatan listrik di dalam dan di luar sel sehingga terbentuk potensial membran.
Potensial aksi adalah perubahan yang cepat pada potensial membran suatu neuron atau sel otot. Potensial aksi terjadi apabila depolarisasi cukup besar untuk menyebabkan membukanya gerbang (pintu) natrium peka-voltase pada sel, yang terdapat disepanjang membran. Setelah pintu tersebut terbuka, ion natrium menyerbu ke dalam sel. Masuknya ion natrium secara cepat menyebabkan muatan di dalam sel dengan cepat menjadi lebih positif, yang mencapai sekitar + 30 mV di sel saraf. Ketika sel menjadi lebih positif, pintu natrium mulai menutup dengan cepat. Pada saat ini pintu kalium, yang juga dipengaruhi oleh perubahan potensial membran, terbuka, yang memungkinkan ion kalium menyerbu keluar sel. Keluarnya ion kalium menyebabkan sel kembali bermuatan negative di bagian dalamnya. Pada sel otot, potensial aksi juga membuka pintu kalsium. Potensial aksi adalah keadaan aktif dan sementara pada depolarisasi sel yang dramatis (Elizabeth J. Corwin, 2009: 207-215) .
Sistem persarafan terdiri atas otak, medulla spinalis, dan saraf parifer.
1) Otak
Otak dibagi menjadi tiga bagian besar, yaitu serebrum, batang otak serebellum. Batang otak dilindungi oleh tulang tengkorak dari cidera. Empat tulang yang berhubungan membentuk tulang tengkorak, yaitu tulang frontal, parietal, temporal dan oksipital. Dasar tengkorak terdiri atas tiga bagian fosa (fossa), yaitu bagian fosa anterior (berisi lobus frontal serebral bagian hemisfer), bagian fosa tengah (berisi lobus parietal, temporal, dan oksipital) dan bagian fosa posterior (berisi batang otak dan medulla).
Bagian bawah tengkorak dan medulla spinalis ditutupi oleh tiga membrane atau meningen. Komposisi meningen berupa jaringan serabut penghubung yang melindungi, mendukung, dan memelihara otak. Meningen terdiri atas dura meter, arakhnoid (arachnoid), dan pia meter. Dura meter adalah lapisan paling luar yang menutupi otak dan medulla spinalis. Dura meter merupakan serabut berwarna abu-abu yang bersifat liat, tebal, dan tidak elastis. Arakhnoid merupakan membran bagian tengah yang tipis dan lembut yang menyerupai sarang laba-laba. Mebran ini berwarna putih karena tidak dialiri aliran darah. Pia meter adalah membran yang paling dalam berupa dinding tipis dan transparan yang menutupi otak dan meluas ke setiap lapisan daerah otak.
a) Serebrum (Cerebrum)
Serebrum adalah bagian terbesar dari otak yang terdiri atas dua hemisfer serebri (hemisphere cerebri) dan dihubungkan oleh masa substansia alba yang disebut korpus kalosum dan empat lobus, yaitu lobus frontal (terletak di depan sulkus pusat ), lobus parietal (terletak di bawah sulkus parieto-oksipital), dan lobus temporal (terletak di bawah sulkus lateral). Hamisfer dipisahkan oleh sutu celah dalam yaitu fisura longitudinalis serebri, di mana kedalamnya terjulur falx cerebri.
Lapisan permukaan hemisfer disebut korteks, disusun oleh substansia grisea. Substansia grisea terdapat pada bagian luar dinding serebrum bagian dalam. Sebagian besar hemisfer serebri (telensefalon) berisi jaringan sistem saraf pusat (SSP). Bagian inilah yang mengontrol fungsi motorik tertingg, yaitu individu dan intelegensi.