PENATALAKSANAAN ASKEP KEPERAWATAN HEMOFILIA
Semakin dini episode perdarahan dikenali, semakin efektif terapi untuk mengatasinya. Tanda-tanda yang menunjukan perdarahan internal merupakan hal yang amat penting untuk dikenali. Anak-anak menyadari adanya perdarahan internal dan sangat bisa diandalkan untuk memberi tahu pemeriksa mengenai tempat terjadinya perdarahan internal. Selain menifestasi yang telah dijelaskan (lihat kotak 26-6), perawat perlu mempertahankan tingkat kecurigaan yang tinggi ketika seorang anak yang menderita hemofilia menunjukan tanda-tanda seperti sakit kepala, bicara pelo, penurunan kesadaran (akibat perdarahan serebral) dan feses yang berwarna hitam seperti ter (akibat perdarahan GI).
Mencegah perdarahan. Tujuan pencegahan
episode perdarahan diarahkan kepada upaya mengurangi risiko cedera. Pencegahan
episode perdarahan sebagian besar diarahkan kepada latihan yang tepat untuk
memperkuat otot dan sendi dan memungkinkan aktivitas yang sesuai dengan usia
pasien. Pencapaian normal ketrampilan motorik pada masa bayi dan todler
menciptakan peluang yang tidak terhitung jumlahnya bagi pasien tersebut untuk
jatuh , mengalami luka memar, dan luka ringan. Membatsai anak untuk menguasai
perkembangan motorik dapat menimbulkan persoalan jangka-panjang yang lebih
serius dibandingkan membiarkan saja perilaku tersebut. Akan tetapi, linngkungan
disekelilingnya harus dibuat seaman mungkin dengan pengawasan ketat selama
waktu bermain untuk meminimalkan cedera akibat kecelakaan.
Pada anak-anak
yang lebih besar, keluarga biasanya membutuhkan bantuan dalam mempersiapkan
anak untuk masuk sekolah. Seorang perawat yang sudah mengenal keluarga ini
dapat membantu mereka dengan membicarakan keadaan tersebut dengan perawat
sekolah dan kemudian secara bersama sama merencanakan jadwal aktivitas yang
tepat. Karena hampir semua pasien hemofilia adalah anak laki-laki, pembatasan
aktivitas fisik yang terkait dengan olahraga aktif mungkin merupakan
penyesuaian yang sulit dilaksanakan, dan pembatasan aktivitas fisik harus dapat
dimodifikasi dengan sensitivitas terhadap kebutuhan emosional dan fisik anak.
Pemakaian alat pelindung, seperti bantalan dan helm, merupakan tindakan yang
sangat penting dan jenis olahraga yang dianjurkan meliputi olahraga non kontak,
khususnya berenang (Dragone dan Karp, 1996; National Hemophilia Foundation and
American Red Cross, 1996).
Untuk mencegah
perdarahan oral, beberapa penyesuaian yang terkait dengan higiene oral mungkin
diperlukan untuk mengurangi kemungkinan trauma pada gusi, seperti misalnya
menggunakan alat penyemprot air untuk membersihkan gigi, melembutkan sikat gigi
yang direndam dahulu dalam air hangat sebelum menyikat gigi, atau menggunakan
sikat gigi sekali pakai yang ujungnya terbuat dari spons. Sikat gigi biasa
harus memiliki bulu-bulu sikat yang lembut dan berukuran kecil.
Karena setiap trauma
dapat mengakibatkan perdarahan, semua petugas yang merawat anak-anak ini harus
menyadari keadaan tersebut. Anak-anak ini harus mengenakan tanda pengenal medis
dan anak yang lebih besar perlu diajarkan untuk mengungkapkan kondisinya,
seperti selama cabut gigi atau injeksi. Petugas kesehatan harus melakukan
tindakan kewaspadaan khusus guna mencegah pelaksanaan prosedur yang dapat
menyebabkan perdarahan, seperti suntikan IM. Suntikan subkutan dilakukan untuk
mengganti suntikan IM kapanpun jika cara tersebut di mungkinkan. Biasanya
petugas kesehatan lebih suka melakukan pungsi vena untuk mengambil sampel darah
anak yang menderita hemofilia ini. Biasanya perdarahan yang terjadi sesudah
pungsi vena lebih sedikit dibandingkan sesudah penusukan jari tangan atau
tumit. Aspirin atau pun senyawa yang mengandung aspirin tidak boleh diberikan
Asetaminofen (Tylenol) merupakan obat pengganti aspirin yang lebih tepat,
khususnya jika obat tersebut digunakan untuk mengendalikan rasa nyeri di rumah.
Mengenali dan mengendalikan perdarahan.
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, semakin dini episode perdarahan dikenali,
semakin efektif terapi untuk mengatasinya. Terapi sulih (pengganti) faktor
pembekuan harus dilaksanakan sesuai protokol medis yang sudah ditetapkan, dan
tindakan suportif dapat diimplementasikan, seperti RICE, yang berupa tindakan :
(1) rest (istirahat), (2) ice (kompres es), (3) compression (kompresi atau
menekan bagian yang berdarah), (4) elevation (meninggikan bagian yang
berdarah). Apabila orang tua dan anak yang lebih besar sudah mendapatkan
pelajaran tentang berbagai tindakan tersebut, mereka dapat dipersiapkan untuk
segera memulai terapi. Kantong plastik berisi es atau kompres dingin harus
selalu disimpan dalam freezer untuk dipakai dalam keadaan darurat. Akan tetapi,
tindakan tersebut tentu saja tidak dapat menggantikan terapi sulih faktor
pembekuan.
Mencegah terjadinya kecacatan akibat
perdarahan. Akibat episode hematrosis berulang, absorpsi darah yang tidak
sempurna dalam persendian, dan keharusan untuk membatasi gerakan, dapat terjadi
perubahan pada tulang dan otot yang mengakibatkan kontraktur dalam posisi
fleksi dan fiksasi sendi. Selama episode perdarahan, persendian harus
ditinggikan dan diimobilisasi. Biasanya rentang pergerakan sendi yang aktif dimulai
sesudah episode akut. Tindakan ini memungkinkan anak mengontrol derajat latihan
dan gangguan rasa nyamannya. Jika program latihan akan dilaksanakan di rumah,
mungkin perlu seorang ahli fisioterapi atau perawat puskesmas untuk mengawasi
kepatuhan pasien dalam menjalani regimen terapi. Jarang diperlukan intervensi
ortopedik, seperti pemasangan gips, aplikasi traksi, atau aspirasi darah untuk
mempertahakan fungsi sendi. Diet merupakan persoalan yang juga penting karena
berat badan yang berlebih dapat menambah ketegangan pada sendi yang sakit,
khususnya sendi lutut, dan mempredisposisi terjadinya hemartrosis. Akibatnya,
jumah kalori dalam diet harus disesuaikan dengan kebutuhan energinya.
Mendukung keluarga dan mempersiapkan
perawatan di rumah. Konseling genetik sangat penting dan harus segera
dilakukan setelah diagnosis ditegakkan. Berbeda dengan kelainan lainnya yang
kedua orang tuanya membawa sifat pembawa untuk kelainan tersebut, biasanya
perasaan tanggung jawab terhadap keadaan ini berada di pihak ibu. Tanpa
memberikan kesempatan kepada ibu untuk membicarakan perasaannya, hubungan
perkawinan orang tua bisa berantakan. Kini tersedia teknologi untuk
mengidentifikasi para karier hemofilia pada sekitar 80% kasus dan dapat
mengurangi kecemasan di antara para wanita hamil yang mungkin beresiko membawa
gen yang cacat tersebut, seperti saudara perempuan atau bibi dari pihak ibu
pasien laki-laki. Penemuan konsentrat faktor pembekuan telah sangat mengubah
harapan pada anak-anak ini. Risiko perdarahan dapat dikurangi, dan anak dapat
hidup dengan cara yang jauh lebih normal
tanpa perlu pembatasan yang lebih ketat. Anak-anak yang menderita hemofilia
harus diajarkan untuk bertanggung jawab terhadap penyakitnya sejak usia dini.
Mereka belajar tentang keterbatasan dirinya dan berbagai tindakan preventif
lain selain cara pemberian profilaksis AHF oleh dirinya sendiri.
Kebutuhan
keluarga yang anak-anaknya menderita penyakit hemofilia seyogyanya dipenuhi lewat
pendekatan tim yang komprehensif yang terdiri atas dokter (spesialis pediatric,
hematologi, ortopedik), perawat praktik, perawat, pekerja sosial dan ahli
fisioterapi. Pembahasan penyakit lewat pertemuan kelompok orang tua akan sangat
bermanfaat dalam memenuhi semua kebutuhan yang sering kali bisa dilaksanakan
dengan hasil memuaskan oleh keluarga yang anaknya menderita penyakit serupa .
Misalnya, dengan semakin baiknya prognosis anak-anak ini, orang tua dan remaja
yang menderita hemofilia akan menghadapi masalah pekerjaan dan keuangan selain
kekhawatiran terhadap keturunan mereka di masa depan. Di amerika terdapat
banyak perusahaan asuransi yang menolak menanggung biaya kesehatan bagi
anak-anak yang menderita hemofilia setelah mereka berusia 21 tahun. Persoalan
ini dapat menimbulkan masalah besar dalam hal biaya pengobatan. The National Hemophilia Foundation dan the
Canadian Hemophilia society menyediakan sejumlah besar pelayanan dan
publikasi bagi para petugas kesehatan.