Friday, July 5, 2013

ASKEP STRAIN

ASKEP STRAIN

1.1                           Latar Belakang
Trauma pada jaringan muskuloskeletal dapat melibatkan satu jaringan yang spesifik seperti ligament, tendon atau satu otot tunggal, walaupun injury pada satu jaringan tunggal jarang terjadi. Kejadian yang lebih umum adalah beberapa jaringan mengalami injury dalam suatu insiden traumatik seperti fraktura yang berhubungan dengan trauma kulit, saraf dan pembuluh darah.
Injury yang kurang alamiah sifatnya melibatkan lebam atau kontusio pada kulit ; kram (regangan) atau strain pada serabut tendon atau ligament, keseleo (koyak) atau sprain yang pada beberapa banyak atau semua tendon, ligament bahkan juga tulang dan sekeliling sendi. Karena keadaan di atas yaitu kram dan keseleo mempunyai tanda inisial yang mirip (dengan beberapa perbedaan).
Di antara kelainan yang timbul pada banyak organ tubuh manusia akibat penuaan adalah atrofi, yang berarti organ tersebut menjadi lebih kecil. Atrofi dapat terjadi pada otot, kerangka tulang, kulit, otak, hati, ginjal sertajantung. Atrofi disebabkan karena kurang aktif dari organ tersebut, tidak cukup nutrisi, dan kurang stimulasi hormonal (osteoporosis wanita menopause), dan kehilangan sel. Atrofi pada otot menimbulkan tungkai mengecil (menjadi lebih kurus), tenag berkurang/menurun. Atrofi pada hati menurunnya kemampuan untuk mengeliminasi obat-obatan dan minuman keras (alkohol). Atrofi pada saraf menyebabkan saraf kehilangan serabut myelin, sehingga kecepatan hantaran saraf berkurang serta refleks menjadi lebih lambat.


1.2           Tujuan Penulisan
Tujuan Umum
Mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan  trauma muskuloskeletal : contusio, strain, sprain dan dislokasi.
Tujuan Khusus
Untuk mengidentifikasi pengertian, etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala, manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang dan penatalaksanaan tentang trauma muskuloskeletal : contusio, strain, sprain dan dislokasi.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1           Strain
A.    Pengertian
•        Strain adalah “tarikan otot” akibat penggunaan berlebihan,peregangan berlebihan,atau stress yang berlebihan.
•        Strain adalah robekan mikroskopis tidak komplit dengan perdarahan ke dalam jaringan.(Smeltzer Suzame, KMB Brunner dan Suddarth)
•        Strain adalah bentuk cidera berupa penguluran atau kerobekan pada struktur muskulotendinous (otot atau tendon).
Strain akut pada struktur muskulotendious terjadi pada persambungan antara otot dan tendon. Tipe cedera ini sering terlihat pada pelari yang mengalami strain pada hamstringnya.
Beberapa kali cedera terjadi secara mendadak ketika pelari dalam melangkahi penuh.

B.     Etiologi STRAIN
Pada strain akut :
• Ketika otot keluar dan berkontraksi secara mendadak
Pada strain kronis :
• Terjadi secara berkala oleh karena penggunaaan yang berlebihan/tekanan berulang-ulang,menghasilkan tendonitis (peradangan pada tendon).

C.     Tanda dan Gejala STRAIN
1.    Kelemahan
2.    Mati rasa
3.    Perdarahan yang ditandai dengan :
4.    Perubahan warna
5.    Bukaan pada kulit
6.    Perubahan mobilitas, stabilitas dan kelonggaran sendi.
7.    Nyeri
8.    Odema


D.    Patofiologi STRAIN
Strain adalah kerusakan pada jaringan otot karena trauma langsung (impact) atau tidak langsung (overloading). Cedera ini terjadi akibat otot tertarik pada arah yang salah,kontraksi otot yang berlebihan atau ketika terjadi kontraksi ,otot belum siap,terjadi pada bagian groin muscles (otot pada kunci paha),hamstring (otot paha bagian bawah),dan otot guadriceps. Fleksibilitas otot yang baik bisa menghindarkan daerah sekitar cedera memar dan membengkak.

E.     Klasifikasi Strain
1.      Derajat I/Mild Strain (Ringan) 
Derajat i/mild strain (ringan)  yaitu adanya cidera akibat penggunaan yang berlebihan pada penguluran unit muskulotendinous yang ringan berupa stretching/kerobekan ringan pada otot/ligament.
a.       Gejala yang timbul :
•         Nyeri local
•         Meningkat apabila bergerak/bila ada beban pada otot
b.      Tanda-tandanya :
•         Adanya spasme otot ringn
•         Bengkak
•         Gangguan kekuatan otot
•         Fungsi yang sangat ringan
c.       Komplikasi
•         Strain dapat berulang
•         Tendonitis
•         Perioritis
d.      Perubahan patologi
Adanya inflasi ringan dan mengganggu jaringan otot dan tendon namun tanda perdarahan yang besar.
e.       Terapi
Biasanya sembuh dengan cepat dan pemberian istirahat,kompresi dan elevasi,terapi latihan yang dapat membantu mengembalikan kekuatan otot.

2.      Derajat II/Medorate Strain (Ringan)
Derajat ii/medorate strain (ringan) yaitu adanya cidera pada unit muskulotendinous akibat kontraksi/pengukur yang berlebihan.
a.    Gejala yang timbul
•         Nyeri local
•         Meningkat apabila bergerak/apabila ada tekanan otot
•         Spasme otot sedang
•         Bengkak
•         Tenderness
•         Gangguan kekuatan otot dan fungsi sedang
b.    Komplikasi sama seperti pada derajat I :
•         Strain dapat berulang
•         Tendonitis
•         Perioritis
c.                Terapi :
•         Impobilisasi pada daerah cidera
•         Istirahat
•         Kompresi
•         Elevasi
d.               Perubahan patologi  :
Adanya robekan serabut otot
 
3.      Derajat III/Strain Severe (Berat)
Derajat III/Strain Severe (Berat) yaitu adanya tekanan/penguluran mendadak yangcukup berat. Berupa robekan penuh pada otot dan ligament yang menghasilkan ketidakstabilan sendi.
a.       Gejala :
•         Nyeri yang berat
•         Adanya stabilitas
•         Spasme
•         Kuat
•         Bengkak
•         Tenderness
•         Gangguan fungsi otot
b.      Komplikasi ;
Distabilitas yang sama
c.       Perubahan patologi :
Adanya robekan/tendon dengan terpisahnya otot dengan tendon.
d.      Terapi :
Imobilisasi dengan kemungkinan pembedahan untuk mengembalikan fungsinya.

F.      Manifestasi klinis STRAIN

1.    Biasanya perdarahan dalam otot, bengkak, nyeri ketika kontraksi otot
2.    Nyeri mendadak
3.    Edema
4.    Spasme otot
5.    Haematoma

G.    Komplikasi
1.    Strain yang berulang
2.    Tendonitis

H.    Penatalaksanaan STRAIN
•         Istirahat
Akan mencegah cidera tambah dan mempercepat penyembuhan
•         Meninggikan bagian yang sakit,tujuannya peninggian akan mengontrol pembengkakan.
•         Pemberian kompres dingin. Kompres dingin basah atau kering diberikan secara intermioten 20-48 jam pertama yang akan mengurangi perdarahan edema dan ketidaknyamanan.
Kelemahan biasanya berakhir sekitar 24 – 72 jam sedangkan mati rasa biasanya menghilang dalam 1 jam. Perdarahan biasanya berlangsung selama 30 menit atau lebih kecuali jika diterapkan tekanan atau dingin untuk menghentikannya. Otot, ligament atau tendon yang kram akan memperoleh kembali fungsinya secara penuh setelah diberikan perawatan konservatif.

I.       RENCANA PERAWATAN STRAIN
1.      Kemotherapi.
Dengan analgetik seperti Aspirin (300 – 600 mg/hari) atau Acetaminofen (300 – 600 mg/hari).
2.      Elektromekanis.
•         Penerapan dingin.
Dengan kantong es 24 0C
•         Pembalutan atau wrapping eksternal.
Dengan pembalutan atau pengendongan bagian yang sakit.
•         Posisi ditinggikan atau diangkat.
Dengan ditinggikan jika yang sakit adalah ekstremitas.
•         Latihan ROM.
Latihan pelan-pelan dan penggunaan semampunya sesudah 48 jam.
Penyangga beban.
Semampunya dilakukan penggunaan secara penuh.


berikut adalah postingan saya tentang STRAIN yang semoga bermanfaat buat anda.
Tags :