Thursday, May 23, 2013

ANATOMI FISIOLOGI MATA

ANATOMI FISIOLOGI MATA - Bagian-bagian mata:
a.       Alis
Alis adalah dua potong kulit tebal melengkung yang ditumbuhi bulu. Alis dikaitkan pada otot-otot sebelah bawahnya, serta berfungsi melindungi mata dari sinar matahari yang terlalu terik.
b.      Kelopak mata
Kelopak mata merupakan dua lempengan, yaitu lempeng tarsal yang terdiri atas jaringan fibrus yang sangat padat, serta dilapisi kulit dan dibatasi konjungtiva. Jaringan di bawah kulit ini tidak mengandung lemak. Kelopak mata atas lebih besar daripada kelopak mata bawah, serta digerakkan ke atas oleh otot levator palpebrae. Kelopak-kelopak itu ditutup otot-otot melingkar, yaitu muskulus orbikularis okuli. Bulu mata dikaitkan pada pinggiran kelopak mata, serta melindungi mata dari debu dan cahaya.
c.       Bola mata
Umumnya mata kita dilukiskan sebagai bola, tetapi sebetulnya lonjong dan bukan bulat seperti bola. Bola mata mempunyai garis menengah kira-kira 2,5 cm, bagian depannya bening, serta terdiri atas serta terdiri atas tiga lapisan, yaitu:
1)      Lapisan luar, fibrus yang merupakan lapisan penyangga.
2)      Lapisan tengah, vaskuler
3)      Lapisan dalam, saraf
Ada enam otot penggerak mata, empat diantaranya lurus, sementara dua yang lain agak serong. Otot-otot ini terletak di sebelah dalam orbita, dan bergerak dari dinding tulang orbita untuk dikaitkan pada pembungkus sklerotik mata sebelah belakang kornea. Otot-otot lurus terdiri atas otot rektus mata superior, inferior, medial, dan lateral. Otot-otot ini menggerakan mata ke atas, ke bawah, ke dalam dan k e sisi luar bergantian.
Otot-otot oblik adalah otot inferior dan superior. Otot oblik superior menggerakkan mata ke bawah dan ke sisi luar, sementara otot oblik inferior menggerakkan mata ke atas dan juga ke sisi luar. Mata bergerak serentak, dalam arti kedua mata bergerak bersamaan ke kanan atau ke kir, ke atas atau ke bawah, dan seterusnya. Serabut-serabut saraf yang melayani otot-otot ini adalah nervi motores okuli, yaitu saraf cranial ketiga, keenpat dan keenam.
Biasanya, sumbu kedua mata mengarah secara serentak pada satu titik yang sama, tetapi adanya akibat paralisa pada sebuah atau beberapa otot, maka tidak dapat mengarah secara serentak lagi, maka timbullah apa yang dinamakan mata juling atau strabismus. Keadaan demikian dapat berupa bawaan atau diperoleh kemudian. Apabila penderita tidak dapat tertolong dengan menggunakan kacamata ataupun dengan pendidikan kembali, operasi dapat dilaksanakan, yang harus diikuti latihan-latihan dan pendidikan kembali.

d.      Sclera
Sclera adalah pembungkus yang kuat dan fibrus. Sclera membentuk putih mata dan bersambung pada bagian depan dengan jendela membran yang bening, yaitu kornea. Sclera melindungi struktur mata yang sangat halus, serta membantu mempertahankan bentuk biji mata.
e.       Koroid
Koroid atau lapisan tengah berisi pembuluh darah, yang merupakan ranting-ranting arteria oftalmika, cabang dari arteria karotis interna. Lapisan vaskuler ini mebentuk iris yang berlubang di tengahnya, atau yang disebut pupil (manik) mata.  Selaput berpigmen sebelah belakang iris memancarkan warnanya, dan dengan demikian menentukan apakah sebuah mata itu berwarna biru, coklat, kelabu, dan seterusnya. Koroid bersambung pada bagian depannya  dengan iris, dan tepat di belakang iris selaput ini menebal guna membentuk korpus siliare, sehingga korpus siliare terletak antara koroid dan iris. Korpus siliare itu berisi serabut otot sirkular dan serabut-serabut yang letaknya seperti jari-jari sebuah lingaran. Kontraksi otot sirkular menyebabkan pupil mata juga berkontraksi.
Semuanya ini bersama-sama membentuk traktus uvea, yang terdiri atas iris, korpus siliare, dan selaput koroid. Peradangan pada masing-masing bagian berturut-turut disebut iritis, siklitis, dan koroiditis atau bersama-sama disebut uveitis. Bila salah satu bagian dari traktus ini mengalami peradangan, penyakitnya akan segera menjalar ke bagian traktus lain di sekitarnya.
f.       Retina
Retina adalah lapisan saraf pada mata, yang terdiri atas sejumlah lapisan serabut, yaitu sel-sel saraf, batang-batang dan kerucut. Semuanya termasuk dalam konstruksi retina, yang merupakan jaringan saraf halus yang menghantarkan impuls saraf dari luar menuju diskus optic, yang merupakan titik tempat saraf optic meninggalkan biji mata. Titik ini disebut bintik buta karena tidak mempunyai retina. Bagian yang paling peka pada retina adalah makula, yang terletak tepat eksternal terhadap diskus optic, persis berhadapan dengan pusat pupil.
Jika kita teliti biji mata mulai dari depan hingga belakang akan terlihat bagian-bagian berikut:
a.       Kornea
Kornea merupakan bagian depan yang transparan dan bersambung dengan sclera yang putih dan tidak tembus cahaya. Kornea terdiri dari beberapa lapisan. Lapisan tepi adalah epitelium berlapis yang bersambung dengan konjungtiva.
b.      Bilik anterior (kamera okuli anterior)
Yang terletak antara kornea dan iris.
c.       Iris
Iris adalah tirai berwarna di depan lensa yang bersambung dengan selaput koroid. Iris berisi dua kelompok serabut otot tak sadar atau otot polos, kelompok yang satu mengecilkan ukuran pupil, sementara kelompok lain melebarkan ukuran pupil itu.
d.      Pupil
Bintik tengah yang berwarna hitam, yang merupakan celah dalam iris, tempat cahaya masuk guna mencapai retina.
e.       Bilik posterior (kaletalmera okula posterior)
Terletak diantara iris dan lensa. Baik bilik anterior maupun bilik posterior diisi dengan akueus humor.
f.       Akueus humor
Cairan ini berasal dari korpus siliare dan diserap kembali ke dalam aliran darah pada sudut antara iris dan kornea melalui vena halus yang dikenal sebagai saluran schlemm.
g.      Lensa
Lensa adalah sebuah benda transparan bikonvers (cembung depan belakang) yang terdiri atas beberapa lapisan. Lensa terletak persis dibelakang iris. Membrane yang dikenal sebagai ligamentum suspensorium terdapat di depan maupun di belakang lensa itu, yang berfungsi mengaitkan lensa itu pada korpus silisre. Bila ligamentum , lensa suspensorium mengendur, lensa mengerut dan menebal, sebalikknya ligamentum suspensorium menegang, lensa menjadi gepeng. Mengendurnya lensa dikendalikan kontraksi otot silisre.
h.      Viteus humor
Darah sebelah belakang biji mata, mulai dari lensa hingga retina, diisi cairan penuh albumen berwarna keputih-putihan seperti agar-agar, yaitu vitreus humor. Vitreus humor berfungsi memberi bentuk dan kekokohan mata, serta mempertahankan hubungan antara retina dan sklerotik.
Saraf optikus atau urat saraf kranial kedua adalah saraf sensorik untuk penglihatan. Saraf ini timbul dari sel-sel ganglion dalam retina yang bergabung membentuk saraf optikus. Saraf ini bergerak ke belakang secara medial dan melintasi kanalis optikus memasuki rongga cranium, lantas menuju kiasma optikum.
     Mata adalah indra penglihat. Mata dibentuk untuk menerima rangsangan berkas-berkas cahaya pada retina, lantas dengan perantaraan serabut-serabut nervus optikus mengalihkan rangsangan ini rangsangan ini ke pusat penglihatan pada otak untuk ditafsirkan.
     Kelenjar air mata terdiri atas kelenjar mejemuk. Yang terletak pada sudut luar, sebelah atas rongga orbita. Kelenjar-kelenjar ini mengeluarkan air mata yang berada pada pinggir atas dan luar mata, lantas dituangkan pada konjungtiva dari saluran kelenjar lakrimalis. Bila kelopak mata dikedipkan, air mata akan mengenangi seluruh permukaan bola mata. Sebagian besar cairan itu menguap, sementara selebihnya mengalirkan dari sudut dalam mata menuju saluran lakrimalis, kemudian memasuki hidung melalui saluran nasolakrimal. Aliran air mata bertambah karena adanya adanya zat perangsang (seperti gas air mata misalnya) dan karena emosi (Evelyn C. Pearce, 2010 : 380-388).