Wednesday, June 19, 2013

ASKEP OTOSKLEROSIS

ASKEP OTOSKLEROSIS- Otosklerosis adalah suatu penyakit pada tulang pada bagian telinga tengah khususnya pada stapes yang disebabkan pembentukan baru tulang spongiosus dan sekitar jendela ovalis sehingga dapat mengakibakan fiksasi pada stapes.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A.    Definisi Otosklerosis
Otosklerosis adalah suatu penyakit pada tulang pada bagian telinga tengah khususnya pada stapes yang disebabkan pembentukan baru tulang spongiosus dan sekitar jendela ovalis sehingga dapat mengakibakan fiksasi pada stapes.
(Brunner & Suddarth, 2001)
Otosklerosis adalah suatu penyakit dimana tulang-tulang di sekitar telinga tengah dan telinga dalam tumbuh secara berlebihan sehingga menghalangi pergerakan tulang stapes (ulang telinga tengah yang menempel pada telinga dalam), akibatnya tulang stapes tidak dapat menghantarkan suara sebagaimana mestinya.
(Mediastore.com, 2004)
B.    Etiologi Otosklerosis
Beberapa penyebab terjadinya otosklerosis :
1.    Penyebab dari otosklerosis masih belum diketahui dengan jelas. Pendapat umum menyatakan bahwa otosklerosis adalah diturunkan secara autosomal dominan
2.    Kelainan kongenital yang berupa tidak terbentuknya satu atau lebih dari tulang pendengaran.
3.    Perubahan-perubahan patologik kapsul labyrinth karena virus atau bakteri (rubella,influenza). Perubahan atau kerusakan kapsul labyrinyh yang menyebabkan stapes kaku
 (Brunner & Suddarth, 2001).
C.    Patofisiologi Otosklerosis
Infeksi dapat menimbulkan perubahan lapisan mukosa telinga tengah. Perubahan ini terjadi berangsur-angsur, tidak langsung. Mula-mula tuba eustachius tersumbat, sehingga penderita merasa pendengarannya terganggu. Lalu terjadi perubahan pada lapisan mukosa di dalam telinga, terbentuk ran di rongga telinga, dan gendang telinga membengkak. Penderita akan merasa sangat sakit dengan demam tinggi dan nyeri di telinga semakin bertambah. Kalau cairan tidak segera dikeluarkan, gendang telinga bisa pecah atau robek (perforasi), dan meningalkan lubang. Tuli bisa terjadi.
Berdasarkan bagian yang mengalami gangguan atau kerusakan, tuli dibedakan menjadi tuli kondutif dan tuli saraf. Pada tuli konduktif, pendengaran menjadi terganggu karena ada gangguan hantaran suara akibat kelainan infeksi di telinga hampir selalu menimbulkan tuli konduktif. Walaupun gendang teling masih utuh, tulang-tulang pendengaran bisa terputus.
Otosklerosis merupakan suatu penyakit keturunan dan merupakan penyebab tersering dari tuli kondusif progresif pada dewasa yang gendang telinganya normal. Kekurangan pendengaran yang kongenital, dimana telinga luar dan telinga tengah masih ada, bisa diakibakan oleh efek toksik. Otosklerosis diperkirakan disebabkan oleh adanya pembentukan baru tulang spongiosum yang abnormal, khususnya sekitar jendela ovalis yang mengakibatkan fiksasi pada stapes sehingga efisiensi transmisi suara menjadi terhambat karena stapes tidak dapat bergetar dan menghantarkan suara yang dihantarkan dari maleus dan inkus ke telinga dalam. Penyebab kekurangan pendengaran di telinga tengah ialah membran tympai yag abnormal, misalnya penebalan yang hebat, retraksi, skarifikasi atau perforasi. Kekakuan tulang-tulang pendengaran atau perubahan apapun di telinga tengah yang menyebabkan mobilitas tulang-tulang pendengaran terganggu, sekresi, granulasi atau polip yang diakibatkan oleh otitis media yang kronik. Kelainan kongenital yang berupa tidak terbentuknya satu atau lebih dari tulang pendengaran. Perubahan-perubahan patologik dari kapsul labyrinth yang menyebabkan stapes kaku. Kelainan ini dikenal dengan nama otosklerosis.
 (Mediastore.com, 2004).

D.    Pathway Otosklerosis
terlampir

E.    Manifestasi Klinis Otosklerosis
Tanda dan gejala otosklerosis :
1.    Pedengaran menurun secara progresif
2.    Telinga berdenging (tinitus) adalah bunyi abnormal yang didengar penderita yang berasal dari dalam kepala,biasanya disebut juga telinga berdengung.Ini bisa karena berbagai keadaan,tinnitus merupakan gejala medis yang agak membingungkan untuk di evaluasi,karena patologi hanya dapat dideteksi pada sekitar 5%kesempatan.
3.    Vertigo
4.    Sulit mendengar suara yang lembut dan nada rendah (tuli 30-40 db).
(Mediastore.com, 2004)
F.    Komplikasi Otosklerosis
1.    Tuli kondusif
2.    Glomus jugulare (tumor yang tumbuh dari bulbus jugularis)
3.    Neuroma nervus fasialis (tumor yang berada pada nervus VII, nervus fasialis)
4.    Granuloma Kolesterin. Reaksi system imun terhadap produksi samping darah (kristal kolesterol)
5.    Timpanosklerosis. Timbunan kolagen dan kalsium didalam telinga tengah yang dapat mengeras disekitar osikulus sebagai akibat infeksi berulang.
(Brunner & Suddarth, 2001)
G.    Pemeriksaan Penunjang Otosklerosis
1.    Otoskopik yaitu untuk menemukan membran timpani yang normal
2.    Pemeriksaan Audiometri/ Audiologi yaitu untuk menguatkan adanya kehilangan pendengaran kondusif atau campuran khususnya pada frekuensi rendah.
3.    CT scan atau roentgen yaitu untuk mengidentifikasi adanya kerusakan dan keabnormalan pada struktur telinga.
4.    Test Rine yaitu test yang menggunakan garputala, untuk mengetahui perbedaan antara hantaran udara degan hantaran tulang
5.    Test Weber yaitu test yang menggunakan garputala, untuk mengetahui daya tangkap suara antara telinga kanan dengan teliga kiri.
6.    Test Bisik, test ini digunakan untuk mendeteksi pendengaran pasien pada jarak 5 meter dengan mendengarkan kata-kata yang dibisikkan yang memiliki nada rendah sampai dengan yang yang memiliki nada tinggi.
7.    Timpanometri merupakan sejenis audiometri, yang mengukur impedansi (tahanan terhadap tekanan) pada telinga tengah. Timpanometri digunakan untuk membantu menentukan penyebab dari tuli kondusif.
8.    Tes dengan Impedance, tes ini paling obyektif dari tes-tes yang terdahulu. Tes ini hanya memerlukan sedikit kooperasi dari penderita sehingga pada anak-anak di bawah 5 tahun pun dapat dikerjakan dengan baik. Dengan mengubah-ubah tekanan pada meatus akustikus ekterna (hang telinga bagian luar) dapat diketahui banyak tentang keadaan telinga bagian tengah (kavum timpani).
(Mediastore.com, 2004).
H.    Penatalaksanaan Otosklerosis
Pengangkatan tulang stapes dan menggantikanya dengan tulang buatan bisa mengembalikan pendengaran penderita. Ada pilihan prosedur, yaitu:
1.    Stapedektomi (pengangkatan tulang stapes dan penggantian dengan protese).
Beberapa ahli bedah memilih hanya mengambil sebagaian dataran kaki stapes dengan harapan hasilnya lebih baik, tanpa memperhatikan metode yang digunakan protesis dapat membantu menjembatani gp atara inkus dan telinga dalam.
2.    Stapedotomi (pembuatan lubang pada tulang stapes untuk memasukkan protese).
3.    Penggunaan flurical (suplemen fluorida) yang dapat memperlambat pertumbuhan tulang spongiosa abnormal.
4.    Alat Bantu dengar, untuk rehabilitasi auditori sehingga suara lebih peka untuk diterima.
5.    Implan koklea, dengan mengganti koklea yang mengalami kerusakan. Pencangkokan koklea dilakukan pada penderita tuli berat yang tidak dapat mendengar meskipun telah menggunakan alat bantu dengar.
(Brunner & Suddarth,2001)
Atau dengan menggunakan Terapi Medikamentosa
Tahun 1923 Escot adalah orang pertama yang menemukan kalsium florida untuk pengobatan otosklerosis. Hal ini diperkuat oleh Shambough yang memprediksi stabilasi dari lesi otosklerotik dengan penggunaan sodium florida. Ion florida membuat komplek flourapatit. Dosis dari sodium florida adalah 20-120 mg/hari. Brooks menyarankan penggunaan florida yang dikombinasi dengan 400 U vitamin D dan 10 mg Calcium Carbonate berdasar teori bahwa vit D dan CaCO3 akan memperlambat lesi dari otosklerosis. Efek samping dapat menimbulakan mual dan muntah tetapi dapat diatasi dengan menguarangi dosis atau menggunakan enteric-coated tablets. Dengan menggunakan regimen ini, sekitar 50 % menunjukan symptom yang tidak memburuk, sekitar 30 % menunjukan perbaikan.


BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN Otosklerosis
A.    Pengkajian
1.    Identitas (nama, umur, alamat, tempat tanggal lahir)
2.    Keluhan utama
3.    Alasan masuk rumah sakit
4.    Riwayat kesehatan
Penggambaran tentang penggambaran masalah telinga sebelumya khususya telinga bagian tengah (termasuk adanya infeksi dan kehilangan pendengaran)
a)    Riwayat Kesehatan Keluarga
b)    Riwayat Kesehatan Sekarang
c)    Riwayat Kesehatan Dahulu
d)    Riwayat pengguanaan obat sebelumya (alergi terhadap obat)
e)    Kaji adanya nyeri pada telinga (otalgia)
f)    Kaji adanya eritma
g)    Kaji adaya secret pada telinga (otora)
h)    Kaji adanya Tinnitus
5.    TTV (Suhu, Nadi, RR, Tekanan darah)

B.    Diagnosa Keperawatan
1.    Perubahan persepsi sensori pendengaran berhubungan dengan penurunan atau hilang pendengaran
2.    Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa pada tulang telinga
3.    Intoleransi aktivitas berhubungan dengan adanya vertigo
4.    Kurang pegetahuan berhubungan dengan tidak mengenal informasi
5.    Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan pembedahan telinga ekstensif
6.     Gangguan konsep diri berhubungan dengan perubahan fungsi tubuh
7.    Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan sekunder terhadap pembedahan telinga.
8.    Resiko tinggi cidera berhubungan dengan adanya vertigo
9.    resiko tinggi Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual dan muntah.
10.    gangguan istirahat & tidur berhubungan dengan vertigo
11.    Hipertermia berhubungan dengan penyakit/ trauma




Tags :