1.
Tahap
Pengkajian
Sumber informasi dari
tahapan pengkajian dapat menggunakan metode :
a.
Wawancara
keluarga
b.
Observasi
fasilitas rumah
c.
Pemeriksaan
fisik terhadap anggota keluarga (head to
toe)
d.
Data
sekunder, misalnya hasil laboratorium, hasil X-ray, PAP Smear dan sebagainya.
Hal2
yang perlu di kaji dalam keluarga adalah:
1)
Data
Umum: Nama
kepala keluarga (KK), Alamat
dan telepon , Pekerjaan
kepala keluarga , Pendidikan
kepala keluarga , Komposisi
Keluarga , Tipe
keluarga , Suku
Bangsa , Agama , Status
sosial ekonomi keluarga , Aktivitas
rekreasi keluarga
2)
Riwayat
dan Tahap Perkembangan Keluarga
a)
Tahap
perkembangan keluarga saat ini
b)
Tahap
perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
c)
Riwayat
keluarga inti
d)
Riwayat
keluarga sebelumnya
3)
Pengkajian
lingkungan
a)
Karakteristik
rumah
Karakteristik
rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe rumah, jumlah ruangan,
jumlah jendela, pemanfaatan ruangan, peletakan perabotan rumah tangga, jenis septic tank, jarak septic tank dengan sumber air minum yang digunakan serta denah
rumah.
b)
Karateristik
tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan
mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat, yang meliputi
kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/kesepakatan penduduk setempat, budaya
setempat yang mempengaruhi kesehatan.
c)
Mobilitas
geografis keluarga
Mobilitas
geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat.
d)
Perkumpulan
keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan
mengenai waktu digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga
yang ada sejauhmana interaksinya dengan masyarakat.
e)
Sistem
pendukung keluarga
Yang
termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang
sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan. Fasilitas
mencangkup fasilitas fisik, fasilitas psikologi atau dukungan dari anggota
keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat setempat.
4)
Struktur
Keluarga
a)
Pola
komunikasi keluarga
Menjelaskan
mengenai cara berkomunikasi antara anggota keluarga.
b)
Struktur
kekuatan keluarga
Kemampuan
anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk merubah
perilaku.
c)
Struktur
peran
Menjelaskan
peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara formal maupun informal.
d)
Nilai
atau norma keluarga
Menjelaskan
mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga, yang berhubungan dengan
kesehatan.
5)
Fungsi
Keluarga
a)
Fungsi
efektif
Hal yang
perlu dikaji adalah gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan
dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga, terhadap anggota keluarga lainnya,
bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan bagaimana keluarga
mengembangkan sikap saling menghargai.
b)
Fungsi
sosialisasi
Hal yang
perlu dikaji adalah bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga,
sejauhmana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku.
c)
Fungsi
perawatan kesehatan
Menjelaskan
sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan serta merawat
anggota keluarga yg sakit, sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai
sehat-sakit. Kesanggupan keluarga didalam melaksanakan perawatan kesehatan
dapat dilihat dari kemampuan keluarga melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga,
yaitu keluarga mampu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk
melakukan tindakan, melakukan perawatan terhadap anggota yang sakit, menciptakan
lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan dan keluarga mampu memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan setempat.
d)
Fungsi
reproduksi
Hal yang
perlu di kaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah:
(1)
Berapa
juamlah anak
(2)
Bagaimana
keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga
(3)
Metode
apa yang di gunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlsh anggota keluarga
e)
Fungsi
Ekonomi
Hal yang
perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah:
(1)
Sejauh
mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan
(2)
Sejauh
mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam upaya
peningkatan status kesehatan keluarga
6)
Stress
dan Koping keluarga
a)
Stresor
Jangka pendek dan panjang
b)
Kemampuan
keluarga berespon terhadap situasi/stresor
Hal yang
perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga berespon terhadap situasi /stressor
c)
Strategi
koping yang di gunakan
Strategi
koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan
d)
Strategi
adaptasi disfungsional
Dijelaskan
mengenai strategi adaptasi disfungsional yang di gunakan bila menghadapi
permasalahan
7)
Pemeriksaan
Fisik
Pemeriksaan
fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang di gunakan pada pemeriksaan
fisik tidak berbeda dengan
pemeriksaan fisik klinik.
8)
Harapan
Keluarga
Pada
akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas
kesehatan yang ada.
2.
Tahap
Diagnosa Asuhan keperawatan keluarga
a.
Perumusan
Diagnosa Keperawatan Keluarga
Diagnosis
keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapatkan pada
pengkajian, yang terdiri dari masalah keperawatan
yang akan berhubungan dengan
etiologi yang berasal dari pengkajian fungsi perawatan keluarga.
Tipologi
dari diagnosa keperawatan keluarga terdiri dari:
1)
Diagnosa
Keperawatan Keluarga Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan)
Dari
hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari gangguan
kesehatan. Sebagai contoh:
a)
Gangguan
nutrisi
Kurang
dari kebutuhan pada balita (Anak N), keluarga Bapak Y berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah kekurangan
nutrisi.
b)
Keterbatasan
pergerakan pada lanjut usia (Ibu S) keluarga Bapak Y berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan keterbatasan gerak (
rematik).
c)
Perubahan
peran dalam keluarga (Bapak A) Berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah peran sebagai suami.
2)
Diagnosa
Keperawatan Keluarga Risiko (ancaman kesehatan)
Sudah ada
data yang menunjang namun belum terjadi gangguan. Misalnya lingkungan rumah
yang kurang bersih, pola makan yang tidak adekuat, stimulasi tumbuh kembang
yang tidak adekuat. Sebagai contoh:
a)
Risiko
terjadi konflik pada keluarga Bapak I berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah komunikasi.
b)
Risiko
gangguan perkembangan pada balita (Anak N) keluarga Bapak Y berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga
melakukan stimulasi terhadap balita.
c)
Risiko
gangguan pergerakkan pada lansia ( Ibu Y) keluarga Bapak A berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga dengan keterbatasan gerak
3)
Diagnosa
Keperawatan Keluarga Sejahtera/Potensial
Suatu keadaan
dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan keluarga dapat di
tingkatkan. Khusus untuk diagnosa
keperawatan potensial (sejahtera) boleh tidak
menggunakan etiologi. Sebagai contoh:
a)
Potensial
terjadi peningkatan kesejahteraan pada ibu hamil (Ibu M) keluarga Bapak K.
b)
Potensial
peningkatan status kesejahteraan pada bayi keluarga Bapak X.
c)
Potensial
peningkatan status kesehatan pada pasangan baru menikah keluarga Bapak I.
b.
Menetukan
Prioritas Masalah Keperawatan Keluarga (menurut Ballon dan Maglaya, 1978).
3.
Tahap
Intervensi/Tahap Perencanaan Tindakan Keperawatan Keluarga
Perencanaan
keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan, yang mencakup tujuan umum
dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan kriteria dan standar. Kriteria dan
standar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap
tindakan keperawatan berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan.
4.
Tahap
Implementasi/Tahap Pelaksanaan Keperawatan Keluarga
Tindakan
yang dilakukan oleh perawat kepada keluarga berdasarkan perencanaan mengenai
diagnosa yang telah dibuat sebelumnya. Tindakan keperawatan terhadap keluarga
mencakup hal-hal dibawah ini:
a.
Menstimulasi
kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan
dengan cara:
1)
Memberikan
informasi
2)
Mengidentifikasi
kebutuhan dan harapan tentang kesehatan
3)
Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah
b.
Menstimulasi
keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, dengan cara:
1)
Mengidentifikasi
konsekwensi tidak melakukan tindakan
2)
Mengidentifikasi
sumber-sumber yang dimiliki keluarga
3)
Mendiskusikan
tentang konsekuensi tipa tindakan
c.
Memberikan
kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit, dengan cara:
1)
Mendemonstrasikan
cara perawatan
2)
Menggunakan
alat dan fasilitas yang ada di rumah
3)
Mengawasi
keluarga melakukan perawatan
d.
Membantu
keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan menjadi sehat,
dengan cara:
1)
Menemukan
sumber2 yang dapat digunakan keluarga
2)
Melakukan
perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin
e.
Memotivasi
keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, dengan cara:
1)
Mengenakan
fasilitas kesehatan yang ada
2)
Membantu
keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.
5.
Tahap
Evaluasi
Sesuai
dengan rencana tindakan yang telah di berikan, dilakukan penilaian untuk
melihat keberhasilannya. Bila tidak/belum berhasil perlu disusun rencana baru
yang sesuai.
Semua
tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilaksanakan dalam satu kali kunjungan
ke keluarga.
Untuk
dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga.
Evaluasi disusun
dengan menggunakan SOAP secara operasional:
S adalah hal-hal yang dikemukakan
oleh keluarga secara subjektif setelah dilakukan intervensi keperawatan, misalnya
: keluarga mengatakan nyerinya berkurang.
O adalah hal-hal yang ditemui oleh
perawat secara objektif setelah dilakukan intervensi keperawatan, misalnya : BB
naik 1 kg dalam 1 bulan.
A adalah analisa dari hasil yang
telah dicapai dengan mengacu pada tujuan yang terkait dengan diagnosis.
P adalah perencanaan yang akan
datang setelah melihat respon dari keluarga pada tahapan evaluasi .
Tahapan
Evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi formatif adalah evaluasi yang di lakukan
selama proses asuhan keperawatan, sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi
akhir.