Asuhan Keperawatan Spondilitis Ankilosa.
Definisi Penyakit Spondilitis Ankilosa
Spondilitis Ankiolosa adalah suatu penyakit inflamasi progressif dari kolumna vertebra dan jaringan sekitarnya yang di mulai pada pinggang dan akhirnya menyebabkan ankilosis dan deformitas keseluruhan kolumna vertebra. Penyakit ini menyerang laki-laki dan wanita, namun biasanya lebih sering pada laki-laki. Serangan umumnya terjadi pada usia 10 dan 30 tahun. Nmaun penyakit ini berkurang pada usia 50 tahun.( Suratun ,dkk. 2008)
Spondilosis Ankilosis adalah merupakan penyakit reumatik inflamasi sistemik kronik yang terutama menyerang sendi aksial ( vertebra ). Yang merupakan tanda khas adalah terserangnya sendi sakro iliaka, juga sering menyerang sendi panggul, bahu dan ekstremitas pada stadium lanjut. ( Kapita Selekta Kedokteran, 1999 ).
Spondilitis ankilosis adalah suatu penyakit peradangan kronik progresif yang terutama menyerang sendi sakroiliaka dan sendi-sendi tulang belakang. Dengan semakin berkembangnya penyakit pada tulang belakang, maka jaringan lunak paravertebra dan sendi kostovertebralis mungkin terserang juga (Price & Wilson, 1985),
Spondilitas adalah sebagai suatu peradangan kronis yang menimbulkan kekakuan dan biasanya gangguan bersifat progresif pada sendi sakro iliaka dan sendi panggul, sendi-sendi sinovial pada spinal dan jaringan-jaringan lunak di spinal.(depkes,1995)
2.2 Etiologi Spondiitis Ankilosa
Penyebab dari spondilitis Ankilosis sampai saat ini masih belum diketahui dengan pasti. Saat ini kira-kira 90% penderita yang terdiagnosa Spondilitis Ankilosis juga memiliki antigen HLA – B 27 positif. Bisa juga sebagai komplikasi TBC melalui penyebaran secara hematogen. Penyakit ini bersifat kronis dan progressif, radang mulai timbul di sekitar sendi sakroiliaka, sendi panggul, dan sendi synovial pada spinal. Inti kuman biasanya merusak kartilago tulang yang terserang. Proses peradangan terus berlanjut pada tulang belakang, sehingga menyebabkan fusi atau kekakukan atau persatuan tulang pada sendi sakroiliaka dan spina lain melalui servik. Proses fusi ini dapat terjadi setelah 10 hingga 20 tahun.
Meskipun etiologinya masih belum diketahui, tetapi diduga faktor-faktor keturunan memegang peranan yang penting. Akhir-akhir ini pada. penyakit tersebut ditemukan kasus histokompatibilitas antigen HLA-B 27 yang cukup tinggi > 95 persen dari semua kasus yang dijumpai). (Sudoyo W,Aru dkk .2010)
2.3 Patofisiologi Spondilitis Ankilosa
Gambaran patologis spondilitis ankilosa di deskripsikan oleh Ball(1971) dan di sempurnakan oleh Bywaters (1984). Lokasi patologis primer adalah entesis yaitu insersi dari ligament, kapsul dan tendon ke tulang. Perubahan entesopati yang terjadi adalah fibrosis dan osifikasi jaringan. Pada vertebra, entesopati pada situs insersi annulus fibrosus menyebabkan squaring dari korpus vertebra, destruksi vertebral end plate, dan formasi sindesmofit. Osifikasi pada regio diskus, epifisial dan sendi sakroiliaka serta ekstraspinal diinisiasi oleh lesi pada insersi ligament.
Perjalanan penyakit tipikal di mulai dari sendi sakroiliaka. Sakroiliaka di tandai dengan sinovitis dan formasi panus dan jaringan granulasi. Semua proses tersebut akan mengerosi, mendestruksi dan mengganti tulang rawan sendi dan tulang subkondral. Tulang paratikular juga akan menipis akibat peningkatan aktivitas osteoblastik. Inflamasi pada sendi sakroiliaka mempunyai predileksi pada sisi iliaka, hal ini mungkin karena jaringan fibrokartilago yang lebih banyak dan shear stress yang lebih besar pada sisi tersebut.
Pada vertebra terjadi inflamasi kronik di annulus fibrosus, khususnya pada insersi ke tepi vertebra, menyebabkan resorpsi tulang yang diikuti perubahan reparasi pada korpus vertebra akan berperan dalam terjadinya squaring. Jaringan granulasi akan mengalami metaplasia kartilago yang diikuti dengna klasifikasi pada tepi vertebra dan sisi luar annulus: dan menyebabkan gambaran sindesmofit pada foto polos. Keterlibatan menyeluruh seluruh vertebra memberikan gambaran bamboo spine.
Lesi ekstraspinal terjadi di daerah artikular dan nonartikular. Lesi artikular meliputi sendi sinkodrotik seperti simfisis pubis dan sendi manubriosternal, sendi synovial seperti sendi panggul dan lutut dan entesis. Inflamasi pada situs nonartikular meliputi uvea, katup, jantung fibrosis apeks paru.(Sudoyo,W Aru. dkk .2010)
2.4 Manifestasi Klinis Spondilitis Ankilosa
Awitan spondilitis ankilosis biasanya timbul perlahan-lahan dimulai dengan rasa lelah dan nyeri intermiten pada tulang belakang bawah dan panggul. Bisa juga timbil kekakuan pada pagi hari yang dapat hilang dengan sedikit berolah raga. Gejalanya dapat sedemikian ringan dan tidak progresif sehingga banyak penderita penyakit ini tidak terdiagnosa. Selain itu gejala-gejala spondilitis ankilosis bisa dikacaukan dengan gangguan mekanik pada tulang belakang. (Sudoyo,W.Aru dkk.2010)
Gejala-gejala ekstrapinal meliputi :
1. Pleuritik seperti “ Chest pain “
2. Tendonitis akhiles
3. Artropathy perifer ( khusunya panggul )
4. Gejala non spesifik, antara lain :
~ BB turun
~ Malaise
~ Lemah
~ Mood berubah
2.5 Komplikasi Spondilitis Ankilosa
Komplikasi yang mungkin timbul dapat berupa:
1. kerusakan neurologi
2. Tromboflebitis
3. Fraktur vertebra
4. Poliartritis
5. Disfungsi pernafasan sesuai tahap progressif.( Suratun ,dkk. 2008)
2.6 Pemeriksaan Penunjang dan Diagnostik Spondilitis Ankilosa
1. Pemerikasaan Laboratorium
Definisi Penyakit Spondilitis Ankilosa
Spondilitis Ankiolosa adalah suatu penyakit inflamasi progressif dari kolumna vertebra dan jaringan sekitarnya yang di mulai pada pinggang dan akhirnya menyebabkan ankilosis dan deformitas keseluruhan kolumna vertebra. Penyakit ini menyerang laki-laki dan wanita, namun biasanya lebih sering pada laki-laki. Serangan umumnya terjadi pada usia 10 dan 30 tahun. Nmaun penyakit ini berkurang pada usia 50 tahun.( Suratun ,dkk. 2008)
Spondilosis Ankilosis adalah merupakan penyakit reumatik inflamasi sistemik kronik yang terutama menyerang sendi aksial ( vertebra ). Yang merupakan tanda khas adalah terserangnya sendi sakro iliaka, juga sering menyerang sendi panggul, bahu dan ekstremitas pada stadium lanjut. ( Kapita Selekta Kedokteran, 1999 ).
Spondilitis ankilosis adalah suatu penyakit peradangan kronik progresif yang terutama menyerang sendi sakroiliaka dan sendi-sendi tulang belakang. Dengan semakin berkembangnya penyakit pada tulang belakang, maka jaringan lunak paravertebra dan sendi kostovertebralis mungkin terserang juga (Price & Wilson, 1985),
Spondilitas adalah sebagai suatu peradangan kronis yang menimbulkan kekakuan dan biasanya gangguan bersifat progresif pada sendi sakro iliaka dan sendi panggul, sendi-sendi sinovial pada spinal dan jaringan-jaringan lunak di spinal.(depkes,1995)
2.2 Etiologi Spondiitis Ankilosa
Penyebab dari spondilitis Ankilosis sampai saat ini masih belum diketahui dengan pasti. Saat ini kira-kira 90% penderita yang terdiagnosa Spondilitis Ankilosis juga memiliki antigen HLA – B 27 positif. Bisa juga sebagai komplikasi TBC melalui penyebaran secara hematogen. Penyakit ini bersifat kronis dan progressif, radang mulai timbul di sekitar sendi sakroiliaka, sendi panggul, dan sendi synovial pada spinal. Inti kuman biasanya merusak kartilago tulang yang terserang. Proses peradangan terus berlanjut pada tulang belakang, sehingga menyebabkan fusi atau kekakukan atau persatuan tulang pada sendi sakroiliaka dan spina lain melalui servik. Proses fusi ini dapat terjadi setelah 10 hingga 20 tahun.
Meskipun etiologinya masih belum diketahui, tetapi diduga faktor-faktor keturunan memegang peranan yang penting. Akhir-akhir ini pada. penyakit tersebut ditemukan kasus histokompatibilitas antigen HLA-B 27 yang cukup tinggi > 95 persen dari semua kasus yang dijumpai). (Sudoyo W,Aru dkk .2010)
2.3 Patofisiologi Spondilitis Ankilosa
Gambaran patologis spondilitis ankilosa di deskripsikan oleh Ball(1971) dan di sempurnakan oleh Bywaters (1984). Lokasi patologis primer adalah entesis yaitu insersi dari ligament, kapsul dan tendon ke tulang. Perubahan entesopati yang terjadi adalah fibrosis dan osifikasi jaringan. Pada vertebra, entesopati pada situs insersi annulus fibrosus menyebabkan squaring dari korpus vertebra, destruksi vertebral end plate, dan formasi sindesmofit. Osifikasi pada regio diskus, epifisial dan sendi sakroiliaka serta ekstraspinal diinisiasi oleh lesi pada insersi ligament.
Perjalanan penyakit tipikal di mulai dari sendi sakroiliaka. Sakroiliaka di tandai dengan sinovitis dan formasi panus dan jaringan granulasi. Semua proses tersebut akan mengerosi, mendestruksi dan mengganti tulang rawan sendi dan tulang subkondral. Tulang paratikular juga akan menipis akibat peningkatan aktivitas osteoblastik. Inflamasi pada sendi sakroiliaka mempunyai predileksi pada sisi iliaka, hal ini mungkin karena jaringan fibrokartilago yang lebih banyak dan shear stress yang lebih besar pada sisi tersebut.
Pada vertebra terjadi inflamasi kronik di annulus fibrosus, khususnya pada insersi ke tepi vertebra, menyebabkan resorpsi tulang yang diikuti perubahan reparasi pada korpus vertebra akan berperan dalam terjadinya squaring. Jaringan granulasi akan mengalami metaplasia kartilago yang diikuti dengna klasifikasi pada tepi vertebra dan sisi luar annulus: dan menyebabkan gambaran sindesmofit pada foto polos. Keterlibatan menyeluruh seluruh vertebra memberikan gambaran bamboo spine.
Lesi ekstraspinal terjadi di daerah artikular dan nonartikular. Lesi artikular meliputi sendi sinkodrotik seperti simfisis pubis dan sendi manubriosternal, sendi synovial seperti sendi panggul dan lutut dan entesis. Inflamasi pada situs nonartikular meliputi uvea, katup, jantung fibrosis apeks paru.(Sudoyo,W Aru. dkk .2010)
2.4 Manifestasi Klinis Spondilitis Ankilosa
Awitan spondilitis ankilosis biasanya timbul perlahan-lahan dimulai dengan rasa lelah dan nyeri intermiten pada tulang belakang bawah dan panggul. Bisa juga timbil kekakuan pada pagi hari yang dapat hilang dengan sedikit berolah raga. Gejalanya dapat sedemikian ringan dan tidak progresif sehingga banyak penderita penyakit ini tidak terdiagnosa. Selain itu gejala-gejala spondilitis ankilosis bisa dikacaukan dengan gangguan mekanik pada tulang belakang. (Sudoyo,W.Aru dkk.2010)
Gejala-gejala ekstrapinal meliputi :
1. Pleuritik seperti “ Chest pain “
2. Tendonitis akhiles
3. Artropathy perifer ( khusunya panggul )
4. Gejala non spesifik, antara lain :
~ BB turun
~ Malaise
~ Lemah
~ Mood berubah
2.5 Komplikasi Spondilitis Ankilosa
Komplikasi yang mungkin timbul dapat berupa:
1. kerusakan neurologi
2. Tromboflebitis
3. Fraktur vertebra
4. Poliartritis
5. Disfungsi pernafasan sesuai tahap progressif.( Suratun ,dkk. 2008)
2.6 Pemeriksaan Penunjang dan Diagnostik Spondilitis Ankilosa
1. Pemerikasaan Laboratorium