Friday, April 12, 2013

OBAT ASMA


PATOGENESIS PENYAKIT ASMA
 Pendekatan terapi yang rasional terhadap penyakit
asma adalah tergantung dari pengetahuan mengenai
patogenesis penyakit asma
 Asma adalah penyakit yang diperantarai oleh ikatan
antibodi kepada sel mast pada mukosa saluran nafas.
Pada pemaparan ulang oleh antigen, ikatan antara
antigen-antibodi pada permukaan sel mast
mencetuskan pelepasan mediator dan sintesis serta
pelepasan mediator lain.

 
 Zat-zat yang berperan pada reaksi awal
(bronkokonstriksi)  adalah histamin, triptase ,
lekotrien,  dll
 Zat-zat tersebut kemudian menyebar ke seluruh
dinding saluran nafas dan menyebabkan kontraksi
otot polos bronkus dan kebocoran vaskuler .
 Mediator lain menyebabkan bronkokonstriksi yg
menetap, infiltrasi sel-sel pada mukosa saluran nafas
serta hipersekresi lendir .
 Mekanisme yang mendasari hiperaktivitas bronkus
berhubungan dgn adanya proses inflamasi.
 Agen-agen yg dpt meningkatkan reaktivitas bronkus
adalah:
 Ozon
 Inhalasi alergen
 Infeksi virus
DASAR FARMAKOLOGI OBAT ANTI
ASMA
 Metil xantin
 Ada 3 obat golongan metilxantin yang terpenting,  y.i:
 Teofilin
 Teobromin
 Kafein
 Mekanisme kerja:
Ada beberapa mekanisme yg diajukan:
 Hambatan pada enzim fosfodiesterase yg menyebabkan
bronkodilatasi
 Hambatan pada reseptor adenosin pada saluran nafas
sehingga tidak terjadi bronkokonstriksi
 Farmakodinamika metilxantin
 Pada SSP
 meningkatkan kesiagaan dan mengurangi kelelahan.
 Kecemasan dan insomnia (kafein)
 Pada dosis tinggi menyebabkan kejang
 Tremor (aminofilin)
 Kardiovaskuler
 Kronotropik dan inotropik (+)
 Meningkatkan aliran darah perifer o.k viskositas darah
menurun
 Ginjal,  sebagai diuretik lemah
 GIT,merangsang sekresi getah saluran pencernaan
 Otot polos, bronkodilatasi
 Obat Simpatomimetik
Obat-obat reseptor agonis memiliki beberapa manfaat
farmakologis dalam pengobatan asma, misalnya untuk
relaksasi otot polos saluran nafas,  dan penghambatan
pengeluaran zat-zat bronkokonstriktor .
Zat tersebut juga menghambat kebocoran mikrovaskuler
dan meningkatkan aktivitas silia pada sal nafas.
 Ciri yang paling menonjol dari kerja obat
adrenoreseptor agonis adalah me-relaksasi otot polos
bronkus, dengan hasil berupa bronkodilatasi.
 Secara umum, rangsangan terhadap reseptor akan
menimbulkan:
 Relaksasi otot polos saluran nafas
 Menghambat pengeluaran mediator
 Menyebabkan tremor pada otot rangka (dosis
toksik)
 Contoh obat:
 Epinefrin, merangsang reseptor 1 dan 2
 Efedrin
 Isoproterenol
 2 selektif
 Saat ini semakin banyak digunakan untuk mengobati gejala
asma.
 Memiliki efek kerja yang lama, serta selektif terhadap reseptor
2
 Contoh obat:
 Albuterol
 Terbutalin
 metaproterenol
 Efek toksik:
 Takifilaksis
 Hipoksemia
 Arritmia kordis
 Muskarinik antagonis
 Contoh: atropin, ipratopium bromida
 Mekanisme:
Anti muskarinik menghambat pengeluaran asetilkolin pada
reseptor muskarinik. Pada saluran nafas,  asetilkolin dihasilkan
oleh n.vagus.
Penghambatan terhadap asetil kolin akan menyebabkan
blokade pada kontraksi otot polos bronkus dan sekresi kelenjar
pada mukosa saluran nafas.
 Kortikosteroid
 Obat ini tidak memiliki mekanisme kerja berupa
relaksasi otot polos bronkus secara langsung, melainkan
menurunkan reaktivitas bronkus, meningkatkan
diameter saluran nafas dan menurunkan frekuensi
kekambuhan asma.
 Efek terhadap obstruksi saluran nafas mungkin
diakibatkan oleh potensiasi terhadap efek beta agonis.
 Efek yang paling utama adalah menghambat reaksi
radang yang disebabkan oleh eosinofil pada saluran
nafas,  dan mediator-mediator lain, seperti asam
arakhidonat, lekotrien dan prostaglandin.
Obat-obatan lain:
Calcium channel blocker
 Potassium opener
 Kromolin,  dll