Sunday, July 7, 2013

ASKEP HIPERTENSI

ASKEP HIPERTENSI Hipertensi merupakan penyakit yang kebanyakan diderita oleh orang tua, Hipertensi Menurut JNC (joint national commite) adalah tekanan darah yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg. Menurut WHO bahwa hipertensi adalah tekanan darah dengan sistolik > 160 mmHg dan diastolic > 95 mmHg.

Hipertensi adalah peninggian tekanan darah di atas normal. Merupakan golongan penyakit yang terjadi akibat suatu mekanisme kompensasi kardiovaskuler untuk mempertahankan tubuh.Apabila hipertensi tak terkontrol akan menyebabkan kelainan pada organ lain yang berhubungan dengan system tersebut. Semakin tinggi tekanan darah, lebih besar kemungkinan timbulnya penyakit kardiovaskuler.
 
Penyebab dan Faktor Risiko HIPERTENSI

Untuk mengetahui penyebab tekanan darah tinggi, akan lebih mudah jika kita membaginya menjadi dua.

Hipertensi primer (esensial)
Untuk kebanyakan orang dewasa, tidak terdapat identifikasi penyebab dari tekanan darah tinggi. Tipe tekanan darah tinggi ini, disebut hipertensi “essential” atau hipertensi primer, cenderung berkembang secara bertahap selama bertahun-tahun.

Hipertensi sekunder
Beberapa orang mengalami hipertensi karena kondisi/gangguan yang merupakan penyebab utama (underlying conditon). Tipe tekanan darah tinggi ini, disebut tekanan darah tinggi sekunder, cenderung muncul tiba-tiba dan menyebabkan tekanan darah lebih tinggi dari pada hipertensi primer. Berbagai kondisi dan pengobatan dapat menyebabkan hipertensi sekunder, termasuk di antaranya :

Masalah ginjal

    Tumor “adrenal gland”
    Pengobatan tertentu, seperti pil KB, obat-obat pilek, dekongestan, pereda nyeri dan beberapa resep obat.
    Kelainan tertentu pada pembuluh darah yang didapat sejak dilahirkan (congenital)
    Obat-obatan illegal, seperti kokain dan “amphetamines”


Faktor resiko
Tekanan darah tinggi memeliki berepa faktor risiko, antara lain:

    Usia. Resiko tekanan darah tinggi meningkat.
    Ras. Tekanan darah tinggi
    Latar belakang keluarga
    Kelebihan berat badan atau obesitas.
    Tidak aktif secara fisik. Denyut jantung orang-orang yang tidak aktif cenderung lebih tinggi. Sehingga semakin keras jantung Anda harus bekerja dengan setiap kontraksi dan semakin kuat gaya pada arteri Anda. Kekurangan aktivitas fisik juga meningkatkan risiko kelebihan berat badan.
    Merokok
    Terlalu banyak garam (sodium) pada diet Anda. Terlalu banyak sodium pada diet Anda dapat menyebabkan tubuh Anda menahan cairan yang meningkatkan tekanan darah.
    Terlalu sedikit potasium pada diet Anda. Pottasium membantu menyeimbangkan jumlah dari sodium di sel Anda. Jika Anda tidak mendapat potasium yang cukup pada diet Anda atau menahan potasium, Anda bias menumpuk terlalu banyak sodium di dalam darah.
    Terlalu sedikit vitamin D di dalam darah Anda. Tidak pasti apakah memiliki terlalu sedikit vitamin D dalam diet Anda dapat menyebabkan tekanan darah tinggi. Vitamin D dapat mempengaruhi enzim yang diproduksi oleh ginjal yang mempengaruhi tekanan darah Anda.
    Terlalu banyak minum alkohol
    Stres
    Kondisi kronik tertentu. Seperti, kolestrol tinggi, diabetes, penyakit ginjal, dan “sleep apnea”.
    Terkadang kehamilan juga berkontribusi terhadap tekanan darah tinggi.


Walaupun tekanan darah tinggi paling umum terjadi pada orang dewasa, anak-anak juga memiliki risiko memiliki tekanan darah tinggi. Untuk beberapa anak, tekanan darah tinggi disebabkkan oleh masalah pada jantung dan hati. Tetapi bagi sebagian anak-anak, kebiasaan gaya hidup hidup yang buruk (seperti diet yang tidak sehat dan kurangnya olahraga) berkontibusi terhadap tekanan darah tinggi.

Tanda dan Gejala HIPERTENSI

Hipertensi jarang menunjukkan gejala, dan pengenalannya biasanya melalui skrining, atau saat mencari penanganan medis untuk masalah kesehatan yang tidak berkaitan. Beberapa orang dengan tekanan darah tinggi melaporkan sakit kepala (terutama di bagian belakang kepala dan pada pagi hari), serta pusing, vertigo, tinitus (dengung atau desis di dalam telinga), gangguan penglihatan atau pingsan.

Pada pemeriksaan fisik, hipertensi juga dicurigai ketika terdeteksi adanya retinopati hipertensi pada pemeriksaan fundus optik di belakang mata dengan menggunakan oftalmoskop. Biasanya beratnya perubahan retinopati hipertensi dibagi atas tingkat I-IV, walaupun jenis yang lebih ringan mungkin sulit dibedakan antara satu dan lainnya. Hasil oftalmoskopi juga dapat memberi petunjuk berapa lama seseorang telah mengalami hipertensi.
Hipertensi sekunder

Beberapa tanda dan gejala tambahan dapat menunjukkan hipertensi sekunder, yaitu hipertensi akibat penyebab yang jelas seperti penyakit ginjal atau penyakit endokrin. Contohnya, obesitas pada dada dan perut, intoleransi glukosa, wajah bulat seperti bulan (moon facies), "punuk kerbau" (buffalo hump), dan striae ungu menandakan Sindrom Cushing. Penyakit tiroid dan akromegali juga dapat menyebabkan hipertensi dan mempunyai gejala dan tanda yang khas. Bising perut mungkin mengindikasikan stenosis arteri renalis (penyempitan arteri yang mengedarkan darah ke ginjal). Berkurangnya tekanan darah di kaki atau lambatnya atau hilangnya denyut arteri femoralis mungkin menandakan koarktasio aorta (penyempitan aorta sesaat setelah meninggalkan jantung). Hipertensi yang sangat bervariasi dengan sakit kepala, palpitasi, pucat, dan berkeringat harus segera menimbulkan kecurigaan ke arah feokromositoma.
Krisis hipertensi

Peningkatan tekanan darah yang sangat tinggi (sistolik lebih atau sama dengan 180 atau diastolik lebih atau sama dengan 110, kadang disebut hipertensi maligna atau akselerasi) sering disebut sebagai "krisis hipertensi." Tekanan darah di atas tingkat ini memiliki risiko yang tinggi untuk terjadinya komplikasi. Orang dengan tekanan darah pada kisaran ini mungkin tidak memiliki gejala, tetapi lebih cenderung melaporkan sakit kepala (22% dari kasus) dan pusing dibandingkan dengan populasi umum. Gejala lain krisis hipertensi mencakup berkurangnya penglihatan atau sesak napas karena gagal jantung atau rasa lesu karena gagal ginjal. Kebanyakan orang dengan krisis hipertensi diketahui memiliki tekanan darah tinggi, tetapi pemicu tambahan mungkin menyebabkan peningkatan secara tiba-tiba.
"Hipertensi emergensi", sebelumnya disebut sebagai "hipertensi maligna", terjadi saat terdapat bukti kerusakan langsung pada satu organ atau lebih sebagai akibat meningkatnya tekanan darah. Kerusakan ini bisa mencakup ensefalopati hipertensi, disebabkan oleh pembengkakan dan gangguan fungsi otak, dan ditandai oleh sakit kepala dan gangguan kesadaran (kebingungan atau rasa kantuk). Papiledema retina dan perdarahan fundus serta eksudat adalah tanda lain kerusakan organ target. Nyeri dada dapat merupakan tanda kerusakan otot jantung (yang bisa berlanjut menjadi serangan jantung) atau kadang diseksi aorta, robeknya dinding dalam aorta. Sesak napas, batuk, dan ekspektorasi dahak bernoda darah adalah ciri khas edema paru. Kondisi ini adalah pembengkakan jaringan paru akibat gagal ventrikel kiri, ketidakmampuan ventrikel kiri jantung untuk memompa cukup darah dari paru-paru ke sistem arteri. Penurunan fungsi ginjal secara cepat (cedera ginjal akut/acute kidney injury) dan anemia hemolitik mikroangiopati (penghancuran sel-sel darah) juga mungkin terjadi. Pada situasi ini, harus dilakukan penurunan tekanan darah secara cepat untuk menghentikan kerusakan organ yang sedang terjadi. Sebaliknya, tidak ada bukti bahwa tekanan darah perlu diturunkan secara cepat dalam keadaan hipertensi emergensi bila tidak ada bukti kerusakan organ target. Penurunan tekanan darah yang terlalu agresif bukan berarti tidak ada risiko. Penggunaan obat-obatan oral untuk menurunkan tekanan darah secara bertahap selama 24 sampai 48 jam dianjurkan dalam kedaruratan hipertensi.

Kehamilan

Hipertensi atau tekanan darah tinggi terjadi pada sekitar 8-10% kehamilan. Kebanyakan wanita hamil yang mengalami hipertensi memiliki kondisi hipertensi primer yang sudah ada sebelumnya. Tekanan darah tinggi dalam kehamilan dapat merupakan tanda awal dari pre-eklampsia, suatu kondisi serius yang muncul setelah melewati pertengahan masa kehamilan, dan dalam beberapa minggu setelah melahirkan. Diagnosa preeklampsia termasuk peningkatan tekanan darah dan adanya protein di dalam urin.Preeklampsia muncul pada sekitar 5% kehamilan dan bertanggung jawab atas sekitar 16% dari semua kematian ibu secara global]Preeklampsia juga menyebabkan risiko kematian bayi meningkat hingga dua kali lipat. Biasanya preeklampsia tidak menunjukkan gejala dan keadaan ini terdeteksi pada pemeriksaan rutin. Bila terjadi preeklampsia, gejala yang paling umum adalah sakit kepala, gangguan penglihatan (sering dalam bentuk “kilatan cahaya”), muntah, nyeri epigastrium, dan edema (bengkak). Terkadang preeklampsia bisa berkembang menjadi kondisi yang mengancam nyawa yang disebut eklampsia. Eklampsia adalah suatu hipertensi emergensi dan menyebabkan beberapa komplikasi berat, seperti hilangnya penglihatan, pembengkakan otak, kejang tonik-klonik atau konvulsi, gagal ginjal, edema paru, dan koagulasi intravaskular diseminata (gangguan pembekuan darah).
Bayi dan anak

Gagal tumbuh, kejang, iritabilitas, kurang energi, dan kesulitan bernafas bisa dikaitkan dengan hipertensi pada bayi baru lahir dan bayi usia muda. Pada bayi yang lebih besar dan anak, hipertensi bisa menyebabkan sakit kepala, iritabilitas tanpa penyebab yang jelas, lesu, gagal tumbuh, pandangan kabur, mimisan, dan kelumpuhan wajah.

Patofisiologi HIPERTENSI


Perjalanan penyakit hipertensi sangat perlahan. Penderita mungkin tidak menunjukkan gejala selama bertahun-tahun. Masa laten ini menyelubungi perjalanan penyakit sampai terjadi kerusakan organ yang bermakna. Bila terdapat gejala, sifatnya nonspesifik, misalnya sakit kepala atau pusing. Kalau hipertensi tetap tidak diketahui dan tidak dirawat, maka akan mengakibatkan kematian karena payah jantung, infark miokard, stroke atau payah ginjal. Mekanisme bagaimana hipertensi dapat mengakibatkan kelumpuhan atau kematian berkaitan langsung dengan pengaruh pada jantung dan pembuluh darah. Peningkatan tekanan darah sistemik meningkatkan resistensi terhadap pemompaan darah dari ventrikel kiri; akibatnya beban kerja jantung bertambah. Sebagai akibatnya terjadi hipertropi ventrikel untuk meningkatkan kontraksi. Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertropi kompensasi akhirnya terlampaui, dan terjadi dilatasi dan payah jantung. Jantung semakin terancam oleh semakin parahnya aterosklerosis koroner . bila proses aterosklerosis berlanjut maka suplai oksigen miokar berkurang. Kebutuhan miokardium akan meningkat akibat hipertropi ventrikel dan peningkatan beban kerja jantung, akhirnya menyebabkan angina atau infark miokardium. Sekitar separuh kematian karena hipertensi adalah akibat infark miokard atau payah jantung.

KOMPLIKASI PADA HIPERTENSI
Hipertensi adalah suatu penyakit yang tidak menimbulkan gejala (asimptomatik), sehingga sering disebut sebagai silent killer. Pada umumnya Hipertensi ditemukan pada saat skrining atau pemeriksaan pada waktu berkala atau pada saat berobat ke dokter untuk suatu penyakit lain. Namun tidak jarang penderita baru menyadari adanya hipertensi pada saat telah timbul penyulit. Umumnya orang akan “aware” terhadap resiko komplikasi hiertensi ketika keluarga dekatnya (ayah, ibu, saudara, kakak atau adik) meninggal dunia karena serangan jantung, stroke akibat komplikasi hipertensi. Apakah anda akan menunggu hal buruk terjadi dulu pada salah satu anggota keluarga?
Komplikasi atau penyulit pada hipertensi dapat disebabkan karena dua hal yaitu :

    Tekanan darah yang tingitekanan darah yang tinggi dapat mnyebabkan kerusakan (lesi) dinding pembuluh darah sehingga dinding pembuluh darah kehilangan fungsinya secara normal.
    Proses aterosklerosis yang cepat. Pada penderita hipertensi proses aterosklerosis lebih sering, lebih lebat dan timbul pada usia yang lebih mud, terutama pada penderita dengan kadar kolesterol yang lebih tinggi dari normal.
    Komplikasi dari hipertensi dapat mengenal target organ sebagai berikut :
     Ginjal
    Hiperytensi dapat mnyebabkan gangguan struktur penyaring ginjal yang pada tahap akhir dimana penderita dapat mengalami cuci darah.
    Jantung
    Hipertensi dapat mengakibatkan pembesaran dinding vertical jatung yang akan mengganggu pompa jantung sehingga jantung tidak dapat bekerja secara optimal akan mengakibatkan gagal jantung seumur hidup.
    Otak
    Pada otak penderita hipertensi akan mengalami gangguan berupa sumbatan atau pendarahan otak yang dapat mengakibatkan penderita meninggal, misalnya stroke.
    Mata
    Tekanan darah yang tinggi dapat menyebabkan retinopati hipertensi (pendarahan), pecahnya pembuluh darah pada retina sehingga terjadi gangguan pengelihatan.
     Pembuluh darah tepi
    Pembuluh darah tepi dapat mengalami penyumbatan maupun diseksi aorta.

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan untuk mencegah komplikasi hipertensi adalah :

    Mengendalikan tekanan darah dan memeriksa tekanan darah secara rutin disertai pemeriksaan untuk pemantauan risiko komplikasi.
    Apabila anda juga penderita diabetes, maka kendalikan kadar gula dalam diri anda.
    Mengkonsumsi obat secara rutin.
    Berolah raga

Panel Pemantauan Hipertensi

    ·         Urine rutin
    ·         Glukosa puasa
    ·         Glukosa 2 jam pp
    ·         Cholesterol total, HDL, LDL
    ·         Trigliserida
    ·         Apo B
    ·         Urea N
    ·         Kreatinin
    ·         Asam urat
    ·         Albumin urine kuantitatif
    ·         Natrium (serum)
    ·         Kalium (serum)
Berikut adalah postingan saya mengenai ASKEP HIPERTENSI yang semoga bermanfaat buat anda semua

Baca Juga 
Jadwal Bola Hari Ini Terupdate
Menu Makanan Sehat Untuk Bayi
Cara Membuat Fanspage dengan Mudah dan Cepat
Profil Anggota JKT48
Tags :